BatamNow.com – Wacana relokasi atau penggeseran kampung benar-benar jadi momok yang membikin aktivitas warga Pulau Rempang, Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, tak normal lagi. Paling tidak dalam dua bulan terakhir.
Seperti pada Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah, Kamis (28/09/2023). Warga Kampung Pasir Panjang, Pulau Rempang terpaksa memperingatinya di tepi jalan. Bukan di masjid sebagaimana umumnya dan biasanya.
Mengapa di tepi jalan? Alasan mereka masih was-was dan tetap siaga menjaga kampung.
“Biasanya di masjid, tapi karena kita dalam keadaan seperti ini, jadi mau tak mau kita buat di lokasi yang seperti ini,” kata Iskandar tokoh masyarakat dan tokoh adat di Kampung Pasir Panjang, Kamis (28/09) sore.
Di Pasir Panjang ada Masjid Nurul Sadai yang biasanya digunakan tempat acara Maulid Nabi Muhammad SAW di tahun-tahun sebelumnya.
Pantauan BatamNow.com di Kampung Pasir Panjang, Kelurahan Rempang Cate, Kamis siang itu, puluhan warga duduk lesehan beralaskan terpal plastik dan beratapkan langit di pekarangan satu rumah di tepi jalan persimpangan empat di sana.
Berada di simpang empat salah satu akses jalur darat memasuki Kampung Pasir Panjang dan Kampung Monggak.
Lokasi ini juga dipakai sebagai salah satu Posko Bantuan Hukum Solidaritas Nasional untuk Rempang.
Kegiatan keagamaan itu dimulai sekira pukul 16.00 WIB, diawali dengan arakan-arakan. Warga berjalan dengan membawa simbol Melayu berupa Bunga Mayang, Pulut Paha (telur rebus yang diikat ke bunga yang ditancapkan ke beras ketan berwarna kuning dalam wadah).
Selanjutnya, warga yang berjalan dengan membawa simbol Melayu ini kemudian duduk mengelilingi area acara lalu dilanjutkan pembukaan, sambutan, dan pembacaan Ayat Suci Alquran.
Dalam acara ini, masyarakat yang hadir membacakan Maulid secara bergantian lalu dilanjutkan melantunkan selawat bersama-sama dalam posisi berdiri.
Saat pembacaan selawat ini, Iskandar sebagai tokoh lalu berkeliling membagikan telur, ketan kuning, bunga dan menyemprotkan parfum kepada semua warga yang hadir.
Terlihat raut sedih di wajah warga yang mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah di Kampung Pasir Panjang ini, bahkan ada emak-emak yang menangis.
Usai acara, Iskandar menjelaskan ada makna tersendiri dari penggunaan Bunga Mayang, Pulut Paha dan wewangian yang dipakai dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini di Kampung Pasir Panjang.
“Pulut kuning itu adalah tanda lambang kita orang Melayu, dan telurnya itu maknanya kita di dalam suatu kampung itu bermacam suku bangsa,” terangnya.
Sementara Bunga Mayang yang merupakan campuran berbagai macam kembang, lanjutnya, memiliki makna persatuan dan kesatuan masyarakat. “Jadi bermacam suku bangsa itu bersatu di sini,” ungkapnya.
Sedangkan wewangian yang disemprotkan ke setiap warga dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW, disebutkan untuk memberi motivasi kepada sesama manusia dan juga kepada leluhur.
“Setiap acara, setiap kita mengadakan acara setahun sekali, ataupun pernikahan, itu tetap dibuat, namanya adat istiadat,” pungkasnya.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kampung Pasir Panjang hari, Kamis (28/09) sore, juga dihadiri warga dari Kampung Tanjung Banun, Monggak, Kampung Baru dan beberapa kampung lainnya di Pulau Rempang.
Sebelumnya di hari yang sama, Kamis siang, para warga berkumpul di Kampung Pasir Merah di Kelurahan Sembulang, Pulau Rempang. Mereka menyuarakan kembali penolakan relokasi ataupun penggeseran 16 kampung yang telah ditempati turun-temurun sejak ratusan tahun silam. (D/LL)