BatamNow.com – Tidak hanya sekadar menggelar halalbihalal terkait Idulfitri 1444 Hijriah yang dihadiri sekitar 1.000-an orang di Pantai Melayu, Rempang, Batam, hari ini, momen tersebut dimanfaatkan oleh Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (KERAMAT) Rempang, Galang, Setokok, dan pulau-pulau sekitarnya, untuk menyampaikan pernyataan sikap terkait rencana relokasi warga di 16 kampung di Pulau Rempang-Galang, sebagai imbas dari investasi PT Makmur Elok Graha (MEG) di atas lahan seluas 17.000 hektare di sana.
Di hadapan pihak PT MEG yang hadir, anggota DPRD Kota Batam Rahmad, Camat dan Lurah di Rempang, serta para tokoh masyarakat, dengan lantang KERAMAT menyatakan sikapnya yakni:
- Bahwa kami sangat mendukung program pemerintah untuk memajukan Rempang, Galang, dan pulau-pulau sekitarnya dengan mendatangkan investor.
- Tindak lanjut kerja sama Pemerintah Daerah dan BP Batam dengan PT MEG agar ditinjau ulang luasannya karena mencakup 1 (satu) pulau yang di dalamnya terdapat hutan lindung, kantor pemerintahan, dan perkampungan penduduk yang sudah bermukim ratusan tahun.
- Berdasarkan poin 2 di atas, maka kami bersepakat menolak rencana pengembangan Pulau Rempang, Galang, dan pulau-pulau sekitarnya apabila harus mengorbankan nilai sosial, budaya, dan psikologis masyarakat yang turun temurun menempati lokasi titik kampung lama/tua, identik dengan masyarakat maritim.
“Kami dengan tegas menolak relokasi warga Pulau Rempang yang terdiri dari 16 kampung ini,” kata Ketua KERAMAT Gerisman Achmad, di tempat acara, Kamis (11/05).
Menurutnya, relokasi warga sama artinya pemerintah tidak mengakui keberadaan warga di sana yang sudah ada turun temurun. “Kami senang ada upaya mengembangkan potensi di Rempang, tapi bukan berarti harus mengorbankan masyarakat. Justru masyarakat lokal harus diajak bekerja sama, duduk bersama dan membicarakan apa hal terbaik yang bisa dilakukan di tempat ini,” serunya.
Gerisman mengaku panitia mengundang Wali Kota Batam yang juga Kepala BP Batam ex-officio untuk hadir pada halalbihalal tersebut dan sekaligus bisa memberi gambaran kepada warga soal rencana investasi tersebut. Sayangnya, hal tersebut nampaknya tidak direspons oleh Muhammad Rudi. “Tidak ada alasan jelas kenapa dia tidak hadir. Kami sangat kecewa sekali harusnya ini momentum untuk bisa menjelaskan secara langsung kepada warga perihal rencana investasi PT MEG,” tukasnya.
Bagi Gerisman, ketidakhadiran Rudi merupakan cermin arogansi pemimpin dan sikap tidak pro kepada rakyat. “Itu sama saja dia tidak pro pada rakyat,” pungkasnya. (RN)