BatamNow.com – Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Pol Suntana dan timnya turun ke Pulau Rempang, Galang, Batam, Kepulauan Riau, untuk mendengarkan keluhan warga tempatan yang terancam relokasi.
Juru Bicara Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (KERAMAT) Suardi mengatakan pertemuan itu berlangsung di Restoran Aneka Selera, Tanjung Kertang, Pulau Rempang.
Pada acara yang juga dihadiri perwakilan masyarakat 16 kampung tua di Rempang dan Aliansi Pemuda Melayu ini, Suardi menjelaskan kepada Kabaintelkam Polri bahwa mereka tak menolak investasi Eco-City.
“Tapi kita tetap menolak relokasi 16 titik kampung tua, tanah-tanah garapan masyarakat harus diganti untung, dan itu harus disepakati,” kata Suardi kepada BatamNow.com, Jumat (15/09/2023).
Pada kesempatan itu, Suardi juga menjelaskan musabab bentrokan warga dengan Tim Terpadu yang di dalamnya termasuk kepolisian, di Jembatan IV Barelang pada 7 September lalu.
Buntut peristiwa itu, beberapa warga diamankan dan ditahan di Polresta Barelang.
“Mereka tidak menjalankan SOP yang benar, Tim Terpadu itu harus ada SP 1, SP 2, SP 3, tapi ini tidak dilakukan,” jelasnya.
Selain itu, penembakan gas air mata oleh aparat juga berdampak kepada murid-murid di dua sekolah yang letaknya dekat dengan lokasi kericuhan.
“Penembakan gas air mata yang sampai masuk ke sekolah. Itu suatu perbuatan yang tidak menyenangkan,” ucap Suardi.
Menurutnya, pertemuan dengan perwakilan warga Rempang tadi mendapat respons positifi dari Kabaintelkam Polri.
“Beliau akan menyampaikan keluhan kami ini ke pak Kapolri dan Presiden Jokowi,” pungkasnya.
Diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku menghubungi dan meminta Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo segera menyelesaikan konflik yang mengakibatkan kericuhan di Pulau Rempang.
Menurut Jokowi, permasalahan di Rempang hanya karena komunikasi yang kurang baik dan seharusnya bisa diselesaikan jajaran di bawah Presiden.
“Jika ada yang tidak mampu diselesaikan segera di sampaikan dilaporkan. Dirjen terkait, Menteri terkait, jangan kalau ditanya siap pak, gimana beres pak, beres beres. Aman pak, aman. Aman (tapi) nanti terakhir Ehatsapp ‘belum selesai pak’, ‘tidak bisa selesai pak nah’,” tegas Jokowi.
Adapun ribuan warga Rempang menolak direlokasi sepihak dari 16 kampung tua yang mereka tempati turun temurun bahkan sejak tahun 1834.
Relokasi itu sebagai dampak rencana pengembangan kawasan Rempang Eco-City oleh PT Makmur Elok Graha yang mendapat alokasi tanah seluas 17 ribu hektare dari Badan Pengusahaan (BP) Batam di Pulau Rempang, Galang. (LL)