BatamNow.com – Wakil Ketua II DPRD Kota Batam Ruslan Ali Wasyim menyesalkan penggusuran Pasar Induk Jodoh yang dilaksanakan ditengah penerapan PPKM Level 4. Ironisnya lagi, menyebabkan korban jiwa.
“Kita menyayangkan itu, seperti nggak ada waktu lagi aja,” ujar Ruslan kepada BatamNow.com, Rabu (28/07/2021) malam.
Menurut Ruslan, dengan dilaksanakannya penggusuran itu akan menimbulkan keramaian. “Nah, dengan berkumpulnya orang itu kan artinya melanggar perintah PPKM,” ujarnya.
“Atensinya apa ditengah pandemi ini. Walaupun secara administrasi sudah dilalui, tetapi juga kan harus melihat situasi dan kondisi. Ini kan sedang bencana nasional bahkan dunia,” tambahnya.
Menurut Ruslan, Pemko Batam seharusnya bergerak cepat untuk menenangkan situasi yang telah membesar ini apalagi saat ini orang-orang sedang dalam kepanikan.
“Tidak ada yang menginginkan kejadian ini. Namun pemerintah harus ada upaya konkret lah dengan melakukan pendekatan dengan pihak keluarga,” jelasnya.
“Mudah-mudahan dengan kehadiran itu dapat menurunkan tensi,” lanjutnya.
Perlu Duduk Bersama untuk Mencarikan Solusi Terbaik
Ruslan katakan, terkait anak-anak almarhumah Friska harus diberikan solusi juga.
“Kita tahu, Bu Friska ini adalah tulang punggung keluarganya. Kalau diilustrasikan ini bagai anak-anak kehilangan induk,” jelasnya.
“Dia kan bukan mencari kaya tapi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Ruslan.
Dia katakan, kalau perlu, dari DPRD juga akan membuat surat ke Pemko Batam terkait masalah ini.
“DPRD akan memfasilitasi, mungkin dengan rapat terbatas. Bagaimana ini bisa diselesaikanlah. Menurut saya itu yang paling bijak,” ungkapnya.
Ruslan pesankan, masalah ini tidak bisa didiamkan agar tidak melebar kemana-mana.
“Kita selesaikan dalam lingkup bagaimana ini yang ditinggalkan untuk menatap masa depannya. Itu menurut saya langkah yang paling bijak dan harus dilakukan,” terangnya.
“Insya Allah saya akan komunikasi dengan pimpinan ketua untuk segera menyikapi ini secara kelembagaan. Kita dari legislatif akan meminta Pemko untuk duduk bersama, mencarikan solusi terbaik,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Friska Ginting (42) meninggal dunia diduga karena shock atas penggusuran Pasar Induk Jodoh pada Senin (26/07). Diketahui, Friska adalah salah seorang ibu yang sehari-hari berdagang di pasar itu.
Rabu (28/07), rombongan yang terdiri dari keluarga Friska dan pedagang Pasar Induk Jodoh menggelar aksi protes ke Kantor Wali Kota, DPRD dan Disperindag Kota Batam. Mereka menuntut pertanggungjawaban atas peritiwa yang menyebabkan Friska meninggal dunia.
Ruslan mengetahui hal ini dari pemberitaan di media dan mengucapkan rasa belasungawanya terhadap keluarga dan kerabat almarhumah.
“Turut berbelasungkawa atas kepergian almarhumah. Saya mohon maaf tidak bisa turun karena sedang dalam recovery,” ujar Ruslan.(LL)