BatamNow.com – Ratusan warga Pulau Rempang, Galang, menggelar salat hajat akbar di depan Jembatan IV Barelang, Selasa (05/09/2023) malam.
“Dengan niat yang ikhlas, agar kampung tok nek moyang kita dapat kiranya kita pertahankan,” kata Humas Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (KERAMAT) Suardi sebelum salat hajat dimulai.
Pantauan BatamNow.com di lokasi, tempat salat hajat masuk ke areal Tanjung Kertang, posisinya di ruas kiri Jalan Trans Barelang sekitar 20 meter dari ujung Jembatan IV Barelang yang bernama Sultan Zainal Abidin itu.
Salat hajat bersama dimulai sekira pukul 20.50 WIB.
Tampak makmum dari kaum pria memenuhi saf di belakang imam dan kemudian kaum wanita yang didominasi emak-emak Rempang, Galang.
Hingga pukul 21.06, salat hajat yang dilanjutkan dengan pembacaan salawat masih berlangsung.
Salat hajat adalah ibadah sunnah yang dikerjakan seseorang untuk memohon agar Allah SWT mengabulkan hajat atau keinginannya.
Hingga kini, warga Rempang, Galang, yang diperkirakan sekitar 10 ribu jiwa, terancam direlokasi dari 16 kampung tua yang telah dihuni turun temurun bahkan sejak tahun 1834.
Rencananya, lahan seluas 17.000 hektare di Rempang, Galang, bakal dikembangkan menjadi kawasan industri Rempang Eco-City oleh PT Makmur Elok Graha (MEG).
Warga Rempang, Galang, sejatinya menerima investasi yang masuk ke daerah mereka, namun tegas menolak relokasi.
Warga Rempang telah menempuh banyak cara untuk menyampaikan tuntutan mereka, utamanya penolakan relokasi 16 kampung tua. Mulai dari mendatangi Komnas HAM, DPR RI, DPD RI, bahkan lewat aksi unjuk rasa langsung di depan Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang berkunjung ke Kelurahan Sembulang di Pulau Rempang, Kecamatan Galang.
Kemudian pada Rabu (23/08), ribuan warga yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Melayu pun menggelar demo di depan Kantor BP Batam. Tuntutan utamanya tetap menolak relokasi 16 kampung tua di Pulau Rempang, Galang. (red)