BatamNow – Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) tidak lagi menganjurkan karantina total sebuah wilayah atau lockdown sebagai jalan utama untuk mengendalikan wabah Covid-19. WHO meminta dikembangkan sistem lainnya untuk pengendalian penyebaran penyakit itu.
“Kami meminta kepada semua pemimpin dunia untuk berhenti menggunakan lockdown sebagai metode utama pengendalian (wabah),” kata Utusan Khusus Direktur Jenderal WHO Urusan Pandemi Covid-19, David Nabarro, dalam sebuah wawancara dengan The Spectator, media berbasis di Inggris.
Nabarro mengkritisi langkah lockdown dalam kaitannya dengan dampak kesulitan ekonomi dan kemiskinan secara global. Ia mengambil contoh sektor pariwisata, seperti di Karibia atau wilayah Pasifik yang terpukul karena tidak ada turis.
“Lihatlah yang terjadi dengan tingkat kemiskinan, tampaknya kita akan mengalami angka kemiskinan dunia yang berlipat ganda pada tahun depan. Sesungguhnya ini adalah malapetaka global yang mengerikan,” ujar dia.
Menurut Nabarro, lockdown hanya membuat masyarakat miskin menjadi jauh lebih miskin.
Donal Trump Pongah Merasa Benar
Smentara itu Donald Trump merasa benar atas apa yang dia lakukan tak me-lockdown Amerika karena serangan Covid-19. Presiden Amerika itu senang ketika WHO tidak sarankan lockdown sebagai pilihan utama untuk menangani Covid-19.
Presiden Donald Trump sangat senang ketika mendengar pernyataan baru-baru ini oleh seorang pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia yang mengecam lockdown.
“Organisasi Kesehatan Dunia, apakah Anda melihat apa yang terjadi? Mereka keluar beberapa saat yang lalu dan mereka mengakui bahwa Donald Trump benar,” ujar Trump saat rapat umum di Sanford, Florida setelah pulih dari virus corona, disadur dari New York Post, Selasa (13/10).
WHO menambahkan, karantina wilayah hanya dibenarkan untuk memberikan waktu kepada pemerintah agar dapat mengatur, mengelompokkan, dan menyeimbangkan kembali sumber daya untuk selanjutnya mengambil jalan tengah dalam penanganan pandemi.
Nabarro mengakui bahwa kondisi saat ini memang menjadi tantangan yang rumit bagi para pemimpin negara. Dia mengatakan perlu jalan tengah, “Karena terlalu banyak pembatasan akan merusak kehidupan masyarakat dan memancing kebencian, sementara ‘virus yang dibiarkan menyebar’ akan menimbulkan banyak kematian.”
Jalan tengah itu, kata Nabarro, dapat diterapkan dengan tiga hal yang saling berkaitan, yakni langkah pencegahan Covid-19 setiap saat, layanan tes-telusur-isolasi (tracing-tracking-treatment), serta kebijakan yang jelas dari para pengambil kebijakan.
Senada dengan WHO, Trump mengatakan “Lockdown membuat kerusakan yang luar biasa pada negara-negara bagian yang dikelola Demokrat di mana mereka dikunci, ditutup. Tingkat bunuh diri, tingkat narkoba, alkoholisme, kematian dalam berbagai bentuk. Anda tidak bisa melakukan itu”.(*)
sumber: tempo.co & suara.com