BatamNow.com, Jakarta – Cukup mencengangkan, ternyata satu dari tiga perempuan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pernah jadi korban kekerasan lelaki. Kekerasan yang dimaksud, dari segi fisik, seksual, psikis, penelantaran hingga ekonomi.
Itu didasarkan pada survei yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Kepulauan Riau.
“Kekerasan itu dilakukan oleh lelaki yang notabane orang-orang terdekat, seperti suami, pacar hingga saudara kandung,” ungkap Misni Kepala DP3AP2KB, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan pula, pada periode 2018-2020, kasus kekerasan yang dialami perempuan dan anak di Provinsi Kepri cenderung meningkat.
Peningkatan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak juga diakui Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
“Di masa pandemi, kekerasan terhadap perempuan dan anak eskalasinya meningkat. Tidak hanya di Kepri, tapi juga terjadi hampir seluruh daerah di Indonesia,” kata Bintang, Kamis (04/11/2021).
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi salah satu isu prioritas Presiden Joko Widodo yang harus segera diselesaikan,” ujarnya.
Untuk itu, sambungnya, perlu dilakukan berbagai upaya dan gerakan masif untuk pencegahan kekerasan, penanganan serta pengembangan model pemberdayaan bagi perempuan korban kekerasan. “Upaya seperti advokasi, sosialisasi, edukasi serta literasi kepada perempuan agar melek teknologi, informasi dan sadar hukum, terus dilakukan,” ujarnya.
Dirinya berharap langkah tersebut cukup efektif untuk memutus mata rantai kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. Upaya tersebut juga terus diperkuat dengan penanganan yang terintegrasi di hilir.
Kemen PPPA dalam hal ini juga memberikan layanan rujukan akhir bagi perempuan dan anak korban kekerasan. “Saya berharap semua pihak dapat bekerja sama karena isu pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak sangat kompleks dan multisektoral,” pungkasnya. (RN)