BatamNow.com, Jakarta – Masih banyak orang yang menjadi korban penipuan investasi ilegal. Padahal, ada cara sederhana supaya tidak terjerat investasi seperti yang ditawarkan aplikasi Binomo cs beserta robot trading dan kawan-kawan.
Dilansir CNBC Indonesia, Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing menyebut, iming-iming surgawi menjadi salah satu indikator investasi bodong. “Tanpa risiko, tidur saja dibayar,” ujar Tongam saat memberikan ciri penawaran investasi bodong.
Padahal, investasi selalu memiliki risiko yang sejalan dengan potensi imbal hasil investasi itu sendiri. Semakin tinggi imbal hasil, maka semakin tinggi pula risikonya.
Tidak ada legalitas juga menjadi indikator utama apakah investasi yang ditawarkan tersebut legal atau justru bodong.
SWI selalu mengingatkan masyarakat untuk selalu tanggap dengan tawaran-tawaran tersebut. Gunakan waktu untuk melakukan riset supaya hal serupa tidak selalu terulang.
Di sisi lain, pemberantasan inevstasi ilegal bukan perkara mudah. Padahal, ia mengaku pemerintah tidak abai dalam menangani investasi ilegal.
Namun, kata Tongam, tidak ada yang tahu niat orang, apalagi dengan dunia digital banyak orang yang mudah menawarkan investasi baik melalui media sosial, YouTube, dan banyak lagi dari luar negeri karena sudah borderless.
Tongam juga menjelaskan kalau ada dua jenis kelompok masyarakat yang tergoda dalam investasi ilegal. Kelompok pertama adalah mereka yang memiliki literasi rendah sehingga sangat sulit untuk menilai logis dan legal dalam berinvestasi.
“Kelompok kedua adalah yang baru-baru ini terjebak dalam Binomo dan Robot Trading. Mereka punya pengetahuan literasi tidak rendah, namun kepeduliannya yang rendah,” jelas Tongam saat Live Instagram bersama Mufti Anam, Anggota Komisi VI DPR RI, dikutip Rabu (20/04/2022).
“Oleh karena itu, untuk pencegahan kami melakukan edukasi dengan intinya hanya dua, legal dan logis. Sedangkan untuk penanganan, saat kami mendapatkan info tentang investasi ilegal, itu kita panggil dan hentikan, blokir, umumkan, sampaikan ke polisi, sudah terstruktur,” tegas Tongam. (*)