BatamNow.com – Warga menduga BP Batam seperti memiskinkan rakyat di sengkarut matinya aliran Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) selama berhari-hari.
Disebut memiskinkan karena ribuan warga sudah tiga hari harus merogoh koceknya untuk membeli air minum dalam kemasan galon karena aliran SPAM mati.
“Apa sih maunya penguasa itu? Haruskah masyarakat yang sudah menderita semakin menderita? Coba Muhammad Rudi berpikir bahwa saya membeli air 1 galon itu seharga Rp 6 ribu, sudah 3 hari air tidak mengalir di rumah. Setiap hari saya beli air 15 galon, kalau 3 hari sudah 45 galon. Untuk kebutuhan sehari-hari saja selama air mati saya keluar Rp 270 ribu rupiah. Lama-lama kami masyarakat yang sudah miskin ini semakin miskin dan menderita,” ucap Joni, salah seorang dari warga kepada BatamNow.com, Sabtu (02/11/2023).
Menurutnya, pengeluaran Rp 270 ribu itu sangat besar nominalnya bila hanya untuk membeli air galon, padahal sebenarnya kontinuitas air minum dijamin mengalir 24 jam sehari lewat perundang-undangan.
“Kalau tagihan air kami hanya sekitar Rp 150 ribu sebulan,” ucap Joni yang juga mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Riau Kepulauan (Unrika) ini.
Lain lagi keluhan Tanty, ibu 3 orang anak ini. Dia mengeluh karena air minum perpipaan tak mengalir ke wilayah Bengkong sejak Kamis (30/11).
Sebagaimana pengumuman pengelola SPAM Batam, penyebab matinya aliran air minum perpipaan itu adalah patahnya pipa berukuran 600 mm dan 300 mm di Simpang Indomobil, Sungai Panas, pada Kamis (30/11) malam. Patah karena tertimpa ekskavator parkir yang tergelincir.
Baik Joni, Tanty dan warga lainnya menyoroti posisi Pemerintah Kota Batam dalam melindungi rakyatnya yang kini tengah menderita karena dahaga berhari-hari tak mendapatkan air SPAM.
“Namun nyatanya Muhammad Rudi yang dipilih sebagai Wali Kota Batam terkesan tidak peduli. Muhammad Rudi juga menjabat Kepala BP Batam alias ex-officio harusnya lebih gampang lagi mengatasi persoalan air demi masyarakat yang mendukungnya saat Pilkada 2021 kemarin,” kata Joni.
Menurutnya, pengelolaan air minum di Batam kekinian masih amburadul meski telah sering dikritik oleh warga bahkan sampai Anggota DPRD Kepri.
“Kalau air minum tidak mampu dikelola oleh BP Batam dan PT Moya sebaiknya serahkan saja kepada PDAM. Jangan karena gengsinya membuat rakyat menderita,” tegasnya.
Joni pun meminta Kepala BP Batam Muhammad Rudi memberikan atensi serius terhadap sengkarut pengelolaan air minum yang berkelanjutan hingga kini.
“Binatang saja butuh air, apalagi manusia. Tolong masyarakat Kota Batam dimanusiakan dengan baik dan benar. Jangan sampai ada stigma bahwa Pemerintah di Batam hanya mampu mengusir masyarakat miskin dan membuat semakin menderita ketimbang melindungi masyarakat serta memberangus kemiskinan untuk terciptanya keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat di Batam,” pesannya.
Informasi dihimpun media ini, matinya aliran air SPAM karena pipa patah itu juga masih berlangsung di wilayah lainnya hingga hari ini.
“Mati, sudah dua hari lah,” kata Faldi warga di Ruko Citra Park, Jodoh.
Berdasarkan pengumuman PT ABHi, pipa patah di Simpang Indomobil berdampak ke matinya aliran air ke wilayah Batu Batam, Baloi Center, Nagoya, Jodoh, Batu Ampar, Kp Utama, Pelita, Ocarina, Bengkong, Sei Panas, Tanjung Buntung, Borobudur, Melcem, Sengkuang, Batu Merah, Citra Buana, Seraya, RSBK, Harapan Bunda, Awal Bros, Elisabeth, Bengkong Polisi, Bengkong Abadi, Bengkong Langit dan sekitarnya.
Perbaikan Belum Rampung Juga, Dirut PT ABH: Ada Tambahan Pekerjaan
Ketika dikonfirmasi mengenai progres perbaikan pipa patah di Simpang Indomobil itu, Direktur Utama (Dirut) PT Air Batam Hilir (ABH) Mujiaman Sukirno menyebut masih ada tambahan pekerjaan.
Menurutnya, kemarin, perbaikan diestimasi selesai pada Jumat (01/12) malam bila tidak ada kendala.
“Ternyata selain pipa pecah di titik jatuhnya crane, karena tanah lembek ada pergeseran beberapa segmen pipa dan tertimbun dalam gunung lumpur,” jelas Mujiaman kepada BatamNow.com, Sabtu (02/12) siang.
Dilanjutkannya, hal itu diketahui setelah pihaknya memasukkan orang ke dalam pipa yang patah.
“Hari ini kita bongkar lumpur dan selesaikan sampai malam. Pekerjaan inti sangat mudah tanpa las. Kendala adalah lokasi dan kondisi tanah lumpur,” pungkasnya. (Aman)