BatamNow.com – Ini bukan isu buldoser-nya menteri lain yang sempat viral itu.
Ini ihwal buldoser milik BP Batam yang membuka akses jalan (land clearing) ke areal lahan rencana pembangunan kampung nelayan relokasi warga Rempang.
Beberapa hari belakangan BP Batam memproyeksikan relokasi sekitar 7.500 warga dari 16 kampung di Pulau Rempang ke Dapur 3, Kelurahan Sijantung, Pulau Galang, dengan hamparan lahan seluas ±471 hektare.
Dan Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto ketika di Batam, Minggu (17/09/2023), membenarkan memberi hak pengelolaan lahan (HPL) di Pulau Galang kepada BP Batam untuk lokasi 3.000 kaveling dan rumah tipe 45 dengan 500 meter² lahan tiap keluarga.
Bahkan Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers di Hotel Marriot Batam, mengatakan akan memberi lahan itu secara cuma-cuma dengan Sertifikat Hak Milik (SHM).
Namun, pada Senin (18/09), kebijakan pemerintah pusat berubah begitu cepat ditengah polemik Pulau Rempang.
Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bertemu dan berkomunikasi dengan warga dan tokoh masyarakat Pulau Rempang pada Minggu (17/09) malam dan pada Senin (18/09) siang.
Hasil dari pertemuan, Bahlil Lahadalia mengakomodir permintaan warga Pulau Rempang yang tak mau direlokasi ke Dapur 3, Sijantung, Galang.
Empat kampung dengan warga yang terdampak tahap awal rencana pengembangan Eco-City, di Kelurahan Sembulang, Pulau Rempang akhirnya urung direlokasi ke Galang.
Bahlil mengakomodir perjuangan warga yang menolak direlokasi, dan kalau pun demi investasi, kampung warga hanya digeser sedikit dari areal sekitar 2.000 hektare di Sembulang untuk investasi.
Atas perkembangan kekinian yang begitu cepat, kegiatan land clearing akses jalan dari Jalan Trans Barelang ke Sijantung oleh BP Batam, tampaknya sudah dihentikan.
“Alat berat (buldoser-nya) sudah tak ada lagi, akses masuk ke dalam yang sudah sempat dibuldoser sudah ditutup dan ditimbun tanah,” kata Ijal kontributor BatamNow.com lewat video call dari lokasi di Dapur 3.
Beberapa warga di Galang yang dihubungi redaksi BatamNow.com membenarkan aktivitas pengerjaan akses jalan itu berhenti. “Buldosernya sudah balik kanan,” kata mereka senada.
Warga pun mempertanyakan, apakah seluruh personel aparat gabungan akan ditarik dari Pulau Rempang?
Terkait kebenaran penghentian segala aktivitas penyiapan lahan relokasi di Dapur 3, baik Kepala BP Batam Muhammad Rudi, Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam Sudirman Saad dan Kabiro Humas BP Batam Ariastuty Sirait tidak merespons konfirmasi BatamNow.com. (tim)