BatamNow.com, Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menyebutkan, tahun ini menjadi kebangkitan perusahaan galangan kapal, di mana order new building maupun repair sudah banyak masuk.
Agus menguraikan, saat ini terdapat 363 permohonan pembangunan kapal baru di galangan kapal dalam negeri periode Januari – Agustus 2022. Rencana tersebut akan menambah jumlah kapal Indonesia, menjadi 836 unit. Sebelumnya, ada 473 unit yang dibuat sepanjang periode 2019-2021 dengan jenis terbanyak Barge sebanyak 274 unit dan Tug sebanyak 100 unit.
“Industri perkapalan memiliki peran strategis dalam menopang perekonomian nasional seiring dengan karakteristiknya yang padat karya, padat modal, serta padat teknologi,” kata Agus.
Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 250 galangan kapal dari Sabang sampai Merauke, dan 127 industri pendukung yang memproduksi bahan baku dan komponen yang sesuai standar marine use.
Galangan kapal Indonesia sudah membangun berbagai jenis kapal. Kemampuan galangan kapal nasional antara lain memproduksi kapal penumpang, kapal kargo, hingga kapal tujuan khusus dengan fasilitas graving dock terbesar, yaitu 300.000 Dead Weight Tonnage (DWT).
Galangan Kapal di Batam
Meski permintaan pembuatan kapal dalam negeri jumlahnya ratusan, namun tidak tersebar secara merata. Bahkan, dikhawatirkan ada monopoli dari perusahaan galangan kapal ‘langganan’ pemerintah.
Seperti pada galangan kapal di Batam, Kepulauan Riau, yang kebanyakan menangani order dari pihak swasta.
“Memang sejak awal tahun ini, perusahaan galangan kapal di Batam sudah mulai kemasukan order, baik new building maupun repair,” kata Project Manager PT Karyasindo Samudra Biru (KSB) Shipyard 1 Tunggul Marpaung kepada BatamNow.com, Sabtu (08/10/2022) malam.
Dijelaskan, tahun ini mulai ramai secara merata semua galangan kapal. Permintaan banyak dan rata-rata ukuran 300 feet ke atas. “Di KSB Shipyard 1 sendiri sudah antre sampai tahun depan. Tapi, kebanyakan repair,” ungkapnya.
Tunggul menguraikan, beberapa project yang tengah dikerjakan antara lain, 6 unit tongkang, 4 unit tug boat new building dan repair, 3 unit tongkang dan 4 unit tug boat. Bulan lali telah diselesaikan repair dua unit kapal roro.
“Semua order kita dari swasta. Tidak ada dari pemerintah,” ucap Tunggul.
Ditanya soal bahan baku material kapal, Tunggul mengakui, sempat kesulitan ketika awal-awal perang Rusia dengan Ukraina. Namun, itu disiasati dengan menggunakan material dari Jepang dan China. Hingga kini pun, belum ada pengiriman material dari Ukraina.
Tunggul menambahkan, upaya pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong berbagai produk untuk ekspor tidak lagi bahan mentah, melainkan bahan baku dan bahan jadi, tentu akan mempengaruhi permintaan kapal. Untuk itu, dia berharap hal tersebut bisa diantisipasi sejak awal. Misal, dengan melakukan pemesanan kapal jauh-jauh hari.
Selain itu, lanjutnya, upaya meningkatkan ekspor harus berkesinambungan. Sebab, hal tersebut juga akan membuka lapangan pekerjaan, termasuk di industri galangan kapal. “Intinya, bagaimana Presiden Indonesia bisa lebih bijaksana, utamanya dalam mengangkat industri dalam negeri. Dengan begitu, maka keadilan, pemerataan, dan kesejahteraan bisa diperoleh oleh semua pihak,” pungkasnya. (RN)
Jual segala jenis kayu untuk Kapal dan Konstruksi. Batamwood.com
https://batamwood.com