BatamNow.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi meluncurkan alat deteksi Covid-19 alternatif yang disebut Reverse Transcription-Loop Mediated Isothermal Amplification (RT-LAMP). Artinya, masyarakat sudah bisa mengakses alat tes Covid tersebut.
Dilansir Kompas.com, dalam konferensi pers virtual, Jumat (21/01/2022) Peneliti Kimia BRIN Tjandrawati Mozef mengatakan bahwa hasil tes Covid dari kit RT-LAMP bisa didapatkan lebih cepat, yaitu kurang dari satu jam.
Dia menjelaskan, berbeda dengan tes PCR pada umumnya RT-LAMP BRIN bekerja dengan sederhana, di mana sampel yang diuji tidak perlu dibawa ke laboratorium.
“RT-LAMP bekerja terhadap waktu, karena suhunya konstan jadi tidak ada siklus suhu. Kita set (waktunya) 40 menit sudah langsung keliatan (hasilnya),” ujar Tjandrawati.
Pada kesempatan yang sama, Peneliti di Pusat Riset Fisika BRIN Dr Agus Sukarto Wismogroho menjelaskan alat tes Covid RT-LAMP menggunakan sampel ekstrak RNA yang dapat dideteksi secara kualitatif dan tingkat akurasinya dinilai sangat baik.
“Selama sampelnya mengandung RNA virus, kit RT-LAMP bisa mendeteksinya, baik sampel tersebut berasal dari nasofaring atau saliva,” katanya.
Dijelaskan Tjandrawati, pengetesan virus corona menggunakan alat tes Covid-19 RT-LAMP yang dikembangkan BRIN ini, sebenarnya sama dengan RT-PCR yakni menggunakan swab hidung atau tenggorokan.
“Pengambilan lokasi sampel berkaitan dengan proses deteksi virus itu sendiri, kenapa kita mengambil sampelnya dari hidung atau saluran tenggorokan karena virus reseptornya di saluran pernapasan atas, berkembang biak, beberapa hari kemudian masuk ke saliva dan ditularkan,” bebernya.
Menurut dia, kelebihan dari RT-LAMP BRIN adalah harganya yang lebih murah dibandingkan alat PCR.
Kendati demikian, Tjandrawati menegaskan RT-LAMP bukan untuk menggantikan RT-PCR, melainkan untuk melengkapi alat skrining Covid-19 yang tersedia di Indonesia.
“Kami coba hadirkan alat tes Covid-19 lain yang lebih cepat, akurasinya sangat tinggi, dan dapat diakses tanpa alat PCR,” terangnya.
Dalam pengembangan kit dengan merek dagang Qi-LAMP-O ini, Tjandrawati mengaku telah bekerja sama dengan instansi lainnya seperti Dinas Kesehatan Pemprov Banten maupun Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman.
“Dengan adanya alat ini juga meningkatkan performa dari sisi deteksinya selain kita bisa mengikuti proses amplifikasinya jadi bisa mengurangi subjektifitas,” ujar Tjandrawati
“Itu yang menyebabkan performanya hampir setara dengan PCR jadi kita masih bisa mendeteksi CT,” sambung dia.
Sebelumnya, RT-LAMP BRIN telah mendapatkan izin penggunaan reguler dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai alat uji Covid-19 dan izin edarnya berlaku hingga Januari 2027 mendatang. (*)