BatamNow.com, Jakarta – Membongkar jaringan perdagangan gelap narkoba lebih sulit daripada perjudian. Pasalnya, harus ditangkap kroco di bawah, lalu diminta ‘nyanyi’, baru dedengkot yang di atasnya bisa ditangkap.
Hal ini dikatakan Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso. “Jaringan narkoba cenderung lebih tertutup dibandingkan dengan jaringan judi,” kata Sugeng kepada BatamNow.com, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (31/10/2022).
Dia menjelaskan, untuk jaringan judi lebih terstruktur sehingga lebih mudah dipetakan. Adapun jaringan narkoba polanya sporadis. “Judi itu ada aktivitas setor-menyetor sehingga melibatkan banyak pihak, sementara jaringan narkoba jauh lebih tertutup,” bebernya.
Berkaca pada kasus Teddy Minahasa, lanjutnya, berangkat dari pengungkapan yang terjadi di level bawah. “Ini tidak langsung ke atas. Ditangkapnya bandar di bawah. Anak buahnya Linda, kemudian naik ke AKBP Dody, baru ke Teddy Minahasa,” tuturnya.
Dia mengatakan, bila benar Teddy terlibat, itu gegara dirinya ceroboh dalam menjalankan bisnis gelapnya. “Kalau di bawah tidak tertangkap, di atas juga tidak bisa dibongkar,” tandasnya.
Sugeng juga meragukan info terkait dugaan persaingan antara jenderal yang membekingi judi dengan yang membekingi narkoba. “Tidak ada cerita itu. Untuk apa mereka para pelaku kejahatan yang berbeda saling serang. Yang ada saling melindungi. Sulit mencari korelasinya,” imbuhnya.
Demikian juga sulit dikaitkan dengan dugaan persaingan perang bintang antarjenderal demi menguasai pucuk-pucuk jabatan di tubuh Polri. “Ini sama seperti kasus narkoba lainnya, lebih kepada tindakan perseorangan,” pungkasnya. (RN)