BatamNow.com – Kontrak kerja sama operasional (KSO) di pengelolaan Pelabuhan Penumpang Internasional Batam Center, tinggal ±5 bulan lagi.
Rendy Wagyu, Legal Officer PT Synergy Tharada kepada BatamNow.com, mengiyakan hal itu pada Selasa (06/02/2024).
“Kita habis kontrak tahun 2024 ini, antara Juli atau Agustus ‘kan itu kontrak awal kita, harusnya tender lagi kan, kalau tender lagi kami pastinya ikut, kalau kami menang ya kami dapat pengelola baru,” ujar Rendy Wagyu.
Meski KSO-nya tersisa 5 bulan lagi, namun para tenan yang rerata pedagang di kawasan pelabuhan itu belum mendapat kepastiannya. “Kepastiannya belum tahu, kami pun mulai bingung,” kata para pengelola tenan kepada BatamNow.com di pelabuhan itu, Selasa (13/02/2024).
![](https://batamnow.com/wp-content/uploads/2024/02/tenan-di-Pelabuhan-Feri-Internasional-Batam-Center-e1707803393770.jpg)
Mereka juga mengkhawatirkan akan nasib mereka ke depan yang kini terasa mengambang: apakah masih diberi kesempatan berjualan di sana atau akan diganti oleh pengelola baru, nanti.
“Yaa, karyawan sini (pekerja di PT Synergy Tharada) saja nggak tahu mas, apalagi kami yang hanya pedangang di sini, mereka saja nggak tahu kontraknya di perpanjangan atau nggak, tapi kami kan bukan masalah kontraknya, tapi siapa nanti bos yang baru,” tambah Putri.
Kekhawatiran yang sama dari para pedagang di lantai satu maupun lantai dua di dalam gedung pelabuhan itu, disebab belum adanya informasi valid meski waktu sudah seperti di ujung tanduk.
Sedangkan GM PT Synergy Tharada, Rizan Nika Astaga belum menjawab beberapa poin pertanyaan wartawan media ini seputar akhir dari KSO itu.
Pun Direkrur Badan Usaha (BU) Pelabuhan BP Batam, Dendi Gustinandar belum merespons konfirmasi BatamNow.com, terkait akan berakhirnya KSO pengelolaan pelanuhan itu.
Mengapa BP Batam seperti senyap menanggapi media ini jelang akhir dari KSO itu?
Padahal tahun-tahun sebelumnya, baik Kepala BP Batam maupun humas BP Batam mempublikasi rencana lelang KSO baru pelabuhan itu, mendengung.
Seorang sumber di lantai 3 gedung BP Batam berlogo Elang Emas itu mengatakan dilema bagi Dendi Gustinandar menanggapi akhir KSO pelabuhan tersebut meski jabatannya sebagai direktur.
“Kadang dilema juga bagi para direktur di gedung ini (kantor BP Batam) karena keputusannya di tangan seorang Kepala BP Batam Muhammad Rudi,” ujarnya.
Ia juga menyinggung seksinya bisnis pelabuhan internasional itu menjadi incaran para pebisnis kelas papan atas.
“Dan mau dibawa ke mana ‘berlayar’ pelabuhan itu sudah dalam catatan khusus mereka, kita tunggu saja,” katanya.
Beda dengan spekulasi liar yang memperkirakan pengelola baru pelabuhan itu akan ditunjuk langsung oleh Muhamamad Rudi sendiri, pada waktunya.
Data BP Batam, Pelabuhan Internasional Batam Center menjadi entry point dengan arus penumpang terbanyak dibanding 4 terminal internasional lainnya di kota ini.
Pada 2023, dari 4,4 juta penumpang internasional di Batam ada 2,6 juta orang yang melewati Pelabuhan Internasional Batam Center. Sementara Pelabuhan Harbour Bay hanya 1,3 juta penumpang. (Aman/red)