BatamNow.com, Jakarta – Tudingan Wali Kota Batam ex-officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi kepada oknum di Pemprov Kepri terkait kerusuhan di Rempang, dipandang sebagai upaya cuci tangan alias lempar batu sembunyi tangan.
“Tuduhan itu jelas salah alamat. Sebab, orang pertama yang paling bertanggung jawab atas gagal dan suksesnya pembangunan industri di Pulau Rempang adalah Kepala BP Batam. Karena bagaimanapun secara struktural Kepala BP Batam lah yang bertanggung jawab kepada Pemerintah Pusat. Karena itu, jika Rudi melempar tanggung jawab soal proyek Pulau Rempang kepada Gubernur Kepri, itu salah alamat. Ada kesan Rudi mau cuci tangan. Jangan lempar batu sembunyi tangan,” kata Kuasa Hukum Himad Purelang, Petrus Selestinus, kepada BatamNow.com, di Jakarta, Jumat (10/11/2023).
Pengacara senior ini mengatakan, “Ketika melihat pusat kekuasaan sudah mulai tidak tertarik dengan Pulau Rempang akibat situasi politik tidak kondusif, maka Rudi pun mulai ambil ancang-ancang untuk lepas tanggung jawab, lalu mau mencari kambing hitam untuk menyudutkan Gubernur Kepri”.
Baginya, Rudi itu sosok tipikal pemimpin yang tidak memiliki karakter yang kuat.
“Itulah tipe kepemimpinan yang pragmatis. Hanya berorientasi pada kekuasaan. Menyembah ke atas, menyikut ke samping dan menginjak yang di bawah, lalu cari selamat. Apalagi dukungan warga Batam dipastikan merosot tajam kepada Rudi akibat kesalahan mengelola proyek Pulau Rempang. Dia salah melakukan pendekatan kepada warga dan salah dalam mengelola penyelesaian konflik massa soal Pulau Rempang,” tegasnya.
Petrus menambahkan, kalau Rudi katanya seolah mendapat tekanan dari Pemerintah Pusat di persoalan Rempang, ya wajar saja. “Itu logis! Karena BP Batam memang bertanggung jawabnya ke Pemerintah Pusat, bukan ke Gubernur Kepri. Apalagi proyek di Rempang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN),” ucapnya.
Dia menegaskan, model kepemimpinan Rudi pragmatis. Orientasinya hanya pada kekuasaan, bukan memperjuangkan warga masyarakat yang dipimpinnya.
Terkait pengakuan Rudi akan adanya perempuan bukan warga Rempang yang minta suaminya dibebaskan karena ikut ditahan saat bentrok dengan aparat kepolisian, Petrus justru mempertanyakan, memangnya kenapa kalau bukan warga Rempang? “Memangnya salah kalau warga di luar Rempang datang memberikan solidaritas, membantu atas nama perkawanan, kemanusiaan, dan lainnya. Sudah keliru itu. Itulah bentuk solidaritas,” tukasnya.
Dalam sejumlah pemberitaan dikatakan Rudi mau membuka ke publik siapa dalang kerusuhan demo Rempang pada 11 September 2023 lalu. Menurutnya, hal itu agar masyarakat mengetahui siapa dalang kerusuhan Demo Rempang. Tak hanya itu, dirinya juga mengaku tak mau membangkang dari perintah Pemerintah Pusat.
Ketika coba dikonfirmasi, Senin (13/11), baik Muhammad Rudi maupun Kabiro Humas BP Batam Ariastuty Sirait, tidak merespons beberapa pertanyaan yang dikirim BatamNow.com lewat pesan WhatsApp. (RN)