BatamNow.com – Salah satu hal yang menjadi agenda kunjungan menteri koordinator (Menko), menteri, dan wakil menteri (Wamen) ke BP Batam pada hari ini, Selasa (18/03/2025), adalah Rapat Koordinasi Rencana Penetapan Kawasan Transmigrasi Barelang (Batam, Rempang, Galang).
Rencana kawasan transmigrasi yang mencakup tiga pulau terbesar di Kota Batam itu, baru-baru ini mencuat ke publik.
Soal transmigrasi lokal, memang sudah pernah disampaikan Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara saat berkunjung ke Batam pada 26 Februari lalu. Ia datang ke Perumahan Rempang Eco-City di Tanjung Banun, Pulau Rempang.
Menurut Iftitah, transmigrasi menjadi solusi ke depan untuk penanganan warga terdampak proyek Rempang Eco-City. “Karena ada konflik sosial, kita dengan pendekatan yang kurang lebih sama intinya Bapak Presiden berharap masyarakat jangan ditinggalkan dalam pembangunan. Intinya itu,” katanya kepada BatamNow.com, di depan Gedung Bida Utama BP Batam.

Ia katakan, skema transmigrasi punya keunggulan dibandingkan relokasi ataupun pergeseran yang digunakan dalam pemindahan. Saat ini, warga Rempang yang setuju dipindahkan ke perumahan baru di Tanjung Banun, sebagai dampak proyek Rempang Eco-City.
“Transmigrasi itu kan kelebihannya dia ada insentif-insentif untuk masyarakat,” ucap Iftitah.
Menteri transmigrasi mengungkapkan, bahwa warga Rempang yang akan ikut skema transmigrasi adalah atas kemauan atau sukarela. Meskipun saat ini masih banyak warga yang menolak, ia tak merasa itu sebagai hambatan dan akan dicarikan solusi lewat dialog.
“Bagi saya itu adalah peluang. Peluang bahwa ternyata program itu akan berhasil kalau dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dialog dan menghadirkan manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” tandasnya.
Menurut rilis BP Batam, di tahap awal proyek Rempang Eco-City hanya ada 821 KK yang terdampak. Mereka yang setuju, dipindahkan ke perumahan baru di Tanjung Banun.

Barelang Seluas 68 Ribu Hektare
Berdasarkan laporan keuangan BP Batam per 31 Desember 2023, total luas ketiga pulau terbesar di Batam itu ±68,4 ribu hektare (Ha). Rinciannya: Pulau Batam ± 49,19 ribu Ha, Pulau Rempang ±14,03 ribu Ha, dan Pulau Galang ±8,18 ribu Ha.

Belum ada penjelasan resmi terkait wilayah mana saja di Barelang akan menjadi kawasan transmigrasi.
Rilis Pemerintah Provinsi Kepri, menyebutkan bahwa Menteri Iftitah dalam pemaparannya menjelaskan terkait ditetapkannya Kota Batam melalui Rencana Kawasan Transmigrasi Batam Rempang Galang (Barelang). Nantinya di Kota Batam, ditetapkan satu Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KEET).
Dalam KEET Barelang nantinya, kawasan tersebut akan disulap menjadi kawasan transmigrasi modern dan terintegrasi. Diharapkan, dari lokasi transmigrasi tersebut, akan tumbuh menjadi satu pusat kawasan ekonomi baru yang berkeadilan dan berkelanjutan dari dibukanya wilayah transmigrasi tersebut.
“Apalagi Kementerian Transmigrasi, telah dan akan menerapkan 5 program unggulan kita. Pertama transmigrasi tuntas, kedua transmigrasi lokal, ketiga transmigrasi patriot, keempat transmigrasi karya nasional, dan yang kelima transmigrasi gotong royong,” jelas Mentrans Iftitah, dikutip dari rilis Diskominfo Pemprov Kepri.
Iftitah: Transmigrasi Prioritaskan Masyarakat Setempat
Lalu untuk siapa kawasan transmigrasi Batam, Rempang, dan Galang (Barelang)?
“Prioritas pertama, masyarakat setempat,” jawab Iftitah kepada BatamNow.com, sembari hendak masuk ke mobil ditumpanginya yang parkir di depan Gedung Bida Utama BP Batam.
Lalu, apakah ada kemungkinan nantinya Barelang menjadi daerah tujuan transmigran dari luar Batam?
Menteri Iftitah tak menjawab dan langsung masuk ke mobil yang di dalamnya sudah ada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Agenda Menko dan menteri itu di BP Batam pada hari ini, Selasa (18/03), juga untuk menyerahkan fisik dokumen sertifikat hak milik (SHM) elektronik kepada warga. Dari total 161 SHM yang sudah terbit, sebanyak 68 SHM yang diserahkan di tahap pertama ini. (D)