BatamNow.com – Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus atau akrab disapa Romo Paschal, memberi ucapan selamat sekaligus catatan kritis menjelang peresmian satu pelabuhan penumpang internasional baru di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
“Pertama saya ucapkan selamat atas peresmian pelabuhan internasional ini yang kabarnya akan dihadiri kapolri dan beberapa menteri,” kata Romo Paschal, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/04/2025).
Dijadwalkan, peresmian pelabuhan internasional baru di kawasan Bengkong itu akan menghadirkan Kapolri hingga beberapa menteri, Senin lusa.
Romo Paschal mengatakan, pelabuhan baru itu tentu akan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian, pariwisata dan masyarakat Batam khususnya.
Pun demikian, ia juga mewanti-wanti agar operator pelabuhan serta semua pihak yang terlibat di sana untuk tetap komit menjaga terminal feri internasional itu jangan sampai menjadi jalur baru pengiriminan pekerja migran Indonesia (PMI) nonprosedural alias ilegal.
“Tapi saya juga ingin mengingatkan kepada semua pihak, terutama pihak internal pelabuhan maupun pihak yang terlibat termasuk aparat dan lembaga lembaga yang terlibat di dalamnya, jangan sampai pelabuhan ini justru menjadi jalur baru praktek perdagangan orang melalui pengiriman pekerja migran unprosedural melalui pintu depan (pelabuhan internasional),” jelasnya.
Kekhawatiran Romo Paschal, bukan tanpa alasan. Sejak tahun 2022, pihaknya menyaksikan sendiri pelabuhan resmi (internasional) justru menjadi ladang mafia menjalankan praktik perdagangan orang melalui pengiriman PMI nonprosedural. Bahkan kejahatan kemanusiaan itu disebut masih terjadi sampai saat ini.
“Kalau mengacu pada data BP3MI Kepri tahun 2024 menunjukkan dengan jelas dari total 2.910 orang PMI yang di deportasi dari Malaysia, ada 1.405 pekerja migran Indonesia yang masuk melalui pelabuhan Internasional yang ada di Kepri dan yang terbanyak adalah dari pulau Batam (1.014) dari Pelabuhan Batam Center, 166 dari pelabuhan harbour bay, dan 5 orang dari pelabuhan Sekupang). Ini angka yang sangat mengerikan,” urainya.
“Di tahun 2025 saja, baru sekitar 4 bulan berjalan sudah ada 1.492 PMI yang dideportasi dari Malaysia dan 1.307 dari mereka berangkat melalui jalur pelabuhan resmi. Dari 1.307 Pekerja Migran Indonesia itu ada 872 orang berangkat melalui pelabuhan resmi yang ada di Kepri dengan angka terbanyak dari pelabuhan Batam Center 481 PMI, pelabuhan Harbour Bay 154 PMI, selebihnya menyebar di Pelabuhan Internasional Tanjung Pinang dan Pelabuhan Internasional Tanjung Balai,” lanjutnya.
Romo Paschal menilai belum terlihat upaya signifikan dari aparat dan lembaga terkait untuk mengemhentikan praktik perdagangan orang yang dilakukan jaringan mafia hingga bertahun-tahun.
“Jadi kami sebagai masyarakat peduli pekerja migran dan masyarakat anti perdagangan orang mengingatkan jangan sampai pelabuhan baru ini justru menjadi jalur baru perdagangan orang melalui pengiriman PMI unprosedural melalui pintu resmi pelabuhan internasional,” kata Romo Paschal.
Catatan BatamNow.com, saat ini sudah ada 5 pelabuhan penumpang internasional di Batam: Pelabuhan Internasional Batam Center, Pelabuhan Internasional Sekupang, Pelabuhan Internasional Harbour Bay, Pelabuhan Internasional Nongsapura, dan Pelabuhan Teluk Senimba. (*)