BatamNow.com – Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Guntur Sakti, buka suara terkait turis dari India menjadi korban maling dalam satu perjalanan feri penumpang MV Citra Legacy 3 tujuan Batam.
Guntur mengingatkan bahwa pencurian yang menimpa turis itu selain merupakan tindakan tidak terpuji, juga memberikan berdampak buruk pada citra pariwisata daerah.
“Kejadian buruk kadang selalu dialami wisatawan, di mana pun dan kapan pun itu. Selain para turis tetap harus memiliki kewaspadaan tinggi di perjalanan dan di destinasi wisata, tentu kita berharap safety, security dan services (3S) di semua negara/daerah dapat diterapkan secara baik untuk menjamin kepuasan dan pengalaman yang mengesankan bagi setiap wisatawan,” kata Guntur kepada BatamNow.com, melalui pesan WhatsApp, Rabu (24/07/2024).
Masih menurut Guntur, kejadian itu bisa merusak reputasi pariwisata Kepri dan khususnya Batam.
“Namun dengan respons cepat dan pelayanan yang baik tentu juga memberi kesan baik di sisi lain,” jelas Guntur.
Ia mengatakan, kejadian buruk menimpa turis mesti dimitigasi dengan baik agar tidak menjadi kasus yang memberi citra buruk.
Pemerintah Provinsi Kepri selalu mengajak masyarakat untuk mempromosikan destinasi yang ada di Kepri, khususnya Batam. Tapi pencurian menimpa turis
“Aktivitas promosi di sektor pariwisata itu selalu tentang daya tarik wisata, kasus ini bukan bagian daya tarik, tapi kejadian buruk yang harus kita mitigasi bersama dengan membangun narasi yang sejuk dan sejujurnya,” jelas Guntur.
@batamnow Mohammed Vallikkaparamba Nayaruveettil alias Afsal wisatawan Warga Negara India, bernasib apes lalu ”menjerit” setelah dimaling di atas feri penumpang yang ditumpanginya. Kejadian yang sangat mengecewakan turis asing itu, terjadi pada Senin (08/07/2024) dalam pelayaran feri internasional rute Johor Bahru, Malaysia-Batam. Satu tas milik Mohammed lesap digondol pencopet. Tas itu berisikan satu unit laptop senilai RM 3.500 atau setara ±Rp 12 juta, handphone senilai RM 500 (Rp 1,7 jutaan), uang tunai 2.500 RM (Rp 8,6 jutaan), dan paspor dengan nomor V1873712. Hal yang tambah menyakitkannya, setiba di pelabuhan Batam, Mohammed belum sempat membuat laporan ke aparat yang berwenang di otoritas pelabuhan, pihak Imigrasi Batam mendeportasinya kembali ke Malaysia, pada besoknya, Selasa (09/07/2024) pagi sekitar pukul 06.00. Baca Beritanya di BatamNow.com #batamnow #batamtiktokcommunity #batamhits #batamnews #batamisland #batamsirkel #kotabatam #batampunyacerita #semuatentangbatam #galang #rempang #barelang #fyp #fypシ #fypシ゚viral ♬ Suspense, horror, piano and music box – takaya
Diberitakan, korban pencurian itu adalah Mohammed Vallikkaparamba Nayaruveettil alias Afsal.
Lelaki berkewarganegaraan India itu dimaling tas beserta isinya saat menaiki feri pelayaran 1,5 jam rute Johor Bahru, Malaysia – Batam Center pada Senin (08/07).
Tapi anehnya, sang maling yang menggondol tas turis itu dari dalam feri justru lolos membawa jarahannya ke luar pelabuhan tanpa pemeriksaan x-ray BC di terminal Pelabuhan Batam Center.
Pengakuan Afsal, tas miliknya itu berisi satu unit laptop senilai RM 3.500 atau setara ±Rp 12 juta, handphone senilai RM 500 (Rp 1,7 jutaan), uang tunai 2.500 RM (Rp 8,6 jutaan), dan paspor dengan nomor V1873712.
Dikonfirmasi personel KSOP di pelabuhan, petugas x-ray Bea Cukai pun menyatakan tak ada tas berisi laptop serta HP melawati mesin x-ray sekira pukul 20.00 WIB pada hari kejadian.
Kemudian setelah dicek di CCTV oleh agen kapal bersama petugas KSOP, diketahui bahwa terduga pelaku itu wanita berinisial DSM, WNI dengan nomor paspor C7919xxx.
Afsal disebut telah melaporkan kejadian yang dialaminya ke Kedubes India di Kuala Lumpur, setelah dideportasi dari Batam karena paspornya ikut digondol maling. (Aman)