BatamNow.com – Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Batam, Rudi Susanto, secara tegas menyuarakan keprihatinannya terhadap buruknya pelayanan air minum yang diberikan oleh PT Air Batam Hilir (ABH), hingga kini.
Bahkan, organisasi dengan 200 kader aktif itu berencana menggelar demonstrasi ke PT ABH bila tak ada tindak lanjut atas keluhan warga Batam mulai dari masalah suplai hingga kualitas air minum perpipaan yang dialirkan.
Rudi menyoroti berbagai persoalan terkait penyediaan air minum (bukan air bersih) di Kota Batam, yang dinilainya tidak optimal dan merugikan masyarakat luas.
Rudi menekankan bahwa air minum merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penyediaan air harus dikelola dengan baik.
“Masalah air bukan hal sepele. Kita berbicara tentang hak dasar masyarakat untuk mendapatkan layanan air yang berkualitas dan kontinu. Jika itu tidak terpenuhi, tentu ada yang salah dalam tata kelola yang harus diperbaiki segera,” tegas Rudi, di Sekretariat PC IMM Kota Batam.
Ia menyoroti keluhan masyarakat yang semakin meningkat terkait kualitas air dan distribusi yang tidak merata.
Menurut Rudi, beberapa daerah di Kota Batam mengalami gangguan pasokan air yang kerap terjadi secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan yang jelas.
Selain itu, warga juga mengeluhkan kualitas air yang kadang keruh dan tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci, hingga konsumsi langsung.
“Keluhan ini bukan hal baru. Sudah beberapa bulan terakhir warga merasakan gangguan ini, tapi sayangnya, solusi konkret dari perusahaan penyedia belum juga terlihat. Ini mengindikasikan lemahnya manajemen dan pengawasan dalam sistem distribusi air di Batam,” jelasnya.
Rudi mengingatkan bahwa tanggung jawab utama perusahaan adalah memastikan seluruh masyarakat Batam mendapatkan akses air minum yang layak, tanpa terkecuali.
“Perusahaan Air Batam Hilir memiliki mandat besar untuk mengelola air, tetapi mengapa masalah seperti ini terus berulang? Ini bukan hanya soal infrastruktur yang tidak memadai, tetapi juga soal manajemen yang tidak mampu mengantisipasi masalah yang jelas sudah lama dikeluhkan masyarakat,” ucapnya.
Dalam pernyataannya, Rudi juga menyoroti minimnya komunikasi dan transparansi dari pihak perusahaan kepada masyarakat terkait gangguan pasokan air yang terjadi.
“Banyak warga yang merasa bingung karena tiba-tiba air mati, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Kondisi ini jelas menyulitkan, terutama bagi keluarga yang sangat bergantung pada air untuk keperluan harian,” katanya.
Tuntutan Perbaikan dan Pengawasan Ketat
Rudi tidak hanya melontarkan kritik, tetapi juga memberikan beberapa saran agar masalah ini segera diatasi.
Salah satu yang ia sampaikan adalah pentingnya peningkatan pengawasan dari pihak pemerintah daerah terhadap perusahaan-perusahaan penyedia layanan publik, termasuk Air Batam Hilir.
Menurutnya, pemerintah harus lebih aktif dalam memastikan bahwa setiap perusahaan yang diberi tanggung jawab menyediakan layanan publik bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
“Pemerintah daerah tidak boleh lepas tangan. Mereka harus memastikan Air Batam Hilir bekerja secara profesional dan bertanggung jawab. Jangan sampai keluhan warga diabaikan begitu saja,” tegas Rudi.
Ia juga mendesak adanya evaluasi mendalam terhadap kinerja perusahaan tersebut agar pelayanan air bersih di Batam bisa lebih baik ke depannya.
Selain itu, Rudi juga menyarankan adanya keterbukaan informasi dari pihak perusahaan terkait rencana perbaikan ataupun pemeliharaan jaringan air.
“Masyarakat harus diberitahu jika ada pemeliharaan atau gangguan teknis yang menyebabkan air mati. Jangan sampai kejadian air mati secara tiba-tiba terus berulang, karena ini berdampak besar pada aktivitas harian warga,” ucap Rudi.
PC IMM Kota Batam, kata Rudi, akan terus mengawal isu ini dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut aktif menyuarakan aspirasi mereka.
“Kami di PC IMM akan tetap konsisten berada di garis depan dalam mengawal isu-isu yang menyentuh hajat hidup masyarakat banyak. Soal air ini adalah salah satu isu vital yang akan terus kami perjuangkan,” tegasnya.
Suara Masyarakat yang Semakin Keras
Kritikan dari Rudi Susanto ini sejalan dengan keresahan yang dirasakan oleh banyak warga Batam. Beberapa wilayah, terutama yang berada di pinggiran kota, sering mengalami krisis air minum.
Tidak hanya suplai air yang sering terputus, tetapi juga kualitas air yang tidak sesuai dengan standar kebersihan, bahkan ada laporan mengenai air yang berbau dan berwarna keruh.
Salah satu warga Tiban, Yanto (35), mengungkapkan bahwa keluarganya kerap kesulitan mendapatkan air minum.
“Sudah hampir sebulan ini air sering mati tanpa pemberitahuan. Ketika air mengalir pun, warnanya kadang keruh, jadi kami harus menampung dan mendiamkannya dulu sebelum bisa digunakan,” ungkapnya.
Sementara itu, di kawasan Batu Aji, seorang ibu rumah tangga bernama Lina (28) juga merasakan hal serupa. Ia mengatakan bahwa air sering kali mati di waktu-waktu yang tidak terduga.
“Kadang pagi air mengalir, tiba-tiba siang sudah mati lagi. Sangat sulit, apalagi untuk mencuci dan memasak,” keluhnya.
Keluhan-keluhan semacam ini, menurut Rudi, harus dijadikan catatan penting oleh perusahaan dan pemerintah daerah. Ia berharap dengan sorotan publik yang semakin besar, akan ada perbaikan signifikan dalam layanan air bersih di Kota Batam.
“Kami berharap pihak terkait segera merespons secara serius keluhan warga. Jangan biarkan persoalan air ini berlarut-larut tanpa ada solusi yang jelas. Kami di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dengan 200 lebih kader aktif akan terus mengawal dan kalau perlu kami akan melakukan aksi di kantor ABH apabila tidak ada tindak lanjut,” jelas Rudi. (A)