BatamNow.com – Warga dari kampung-kampung tua di Rempang-Galang, menyuarakan kembali sikap mereka yang tegas menolak relokasi.
Dalam aksi solidaritas pada hari ini, Minggu (21/07/2024), utusan warga dari setiap kampung berkumpul di pelabuhan Sembulang Pasir Merah.
“Hari ini Minggu tanggal 21 Juli 2024, kami warga Rempang tetap menolak relokasi harga mati. Kami warga Rempang tidak akan meninggalkan kampung halaman kami walau selangkah pun. Di kampung ini kami dilahirkan, di kampung ini juga kami mati,” kata perwakilan warga Rempang menyuarakan sikap bersama mereka.
@batamnow Warga dari kampung-kampung tua di Rempang-Galang, menyuarakan kembali sikap mereka yang tegas menolak relokasi. Dalam aksi solidaritas pada hari ini, Minggu (21/07/2024), utusan warga dari setiap kampung berkumpul di pelabuhan Sembulang Pasir Merah. “Hari ini Minggu tanggal 21 Juli 2024, kami warga Rempang tetap menolak relokasi harga mati. Kami warga Rempang tidak akan meninggalkan kampung halaman kami walau selangkah pun. Di kampung ini kami dilahirkan, di kampung ini juga kami mati,” kata perwakilan warga Rempang menyuarakan sikap bersama mereka. Baca Beritanya di BatamNow.com #batamnow #batamtiktokcommunity #batamhits #batamnews #batamisland #batamsirkel #kotabatam #batampunyacerita #semuatentangbatam #galang #rempang #barelang #bpbatam #muhammadrudi #fyp #fypシ #fypシ゚viral #jokowidodopresidenkita #jokowidodo #rempangecocity #rempanggalangtanahmelayu #ham #komnasham ♬ Suspenseful and tense orchestra(1318015) – SoLaTiDo
Warga Rempang juga menuntut agar Badan Pengusahaan (BP) Batam dibubarkan, dan program strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City dibatalkan.
“Harapan kami warga Rempang: 1. Bubarkan BP Batam; 2. Cabut PSN Rempang Eco-City, tanpa adanya PSN Rempang Eco-City masyarakat tetap sejahtera,” lanjutnya.
Warga Rempang menegaskan sikap mereka yang akan terus berjuang melawan, sejalan dengan pepatah Melayu.
“Lebih baik mati berdiri daripada hidup berlutut. Raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah,” ucapnya.
Dalam aksi ini, warga dari setiap kampung membawa alat peraga berupa spanduk dan poster yang berisi narasi menolak relokasi.
Seusai aksi, warga berbagi buah dan sayur hasil panen dari kebun mereka di Rempang.
Warga: Kami Bahagia di Sini, Tidak Perlu Dipindahkan
Perwakilan emak-emak Rempang menegaskan bahwa aksi mereka ini berdasarkan solidaritas warga yang tetap menolak relokasi.
“Sikap kami tetap menolak relokasi ataupun digusur, itu sikap kami harga mati,” tegas perwakilan wanita Rempang.
Aksi penolakan relokasi hari ini juga diikuti oleh perwakilan warga dari luar 5 kampung di Rempang yang terdampak tahap pertama PSN Eco-City.
“Ada dari Sembulang Pasir Merah, Sei Buluh, Sembulang Camping, Sembulang Hulu, Sembulang Tanjung, Pasir Panjang, Dapur 6, Tanjung Banun, dan Sungai Raya,” katanya.
Hingga kini, warga masih tetap berjaga bergantian di pintu-pintu masuk kampung mereka.
“Jadi selama ini, pemerintah membuat masyarakat susah, membuat kami tersakiti. Tapi kami sebagai masyarakat Rempang khususnya Sembulang, kami tidak akan pernah takut dengan apapun bentuk kezaliman Anda,” tegasnya.
Lalu apa alasan warga menuntut BP Batam dibubarkan?
“Karena sangat meresahkan masyarakat di sini. Setiap hari masuk, sudah itu mencari data-data dari sini, mempengaruhi masyarakat,” bebernya.
Data BP Batam per 19 Juni, disebut ada 386 KK setuju digeser dari kampungnya. Tahap pertama Rempang Eco-City di atas lahan 2.370 hektare, akan berdampak kepada 821 KK.
Tapi warga Rempang masih mempertanyakan sumber data BP Batam itu.
Sampai saat ini, lanjut warga, mayoritas mereka tetap menolak relokasi. Sementara yang setuju digeser, mereka duga bukanlah warga asli.
“Sebenarnya yang keluar-keluar ini mendaftar, orang yang tidak punya rumah, orang yang tidak punya tanah, ada yang kandang kambing, ada kandang ayam, semua didaftar. Malah ada di dalam satu rumah, 3 KK dibuat,” ungkapnya.
Warga Rempang menegaskan akan terus berjuang mempertahankan kampung halaman yang telah mereka tinggali turun-temurun, bahkan sejak ratusan tahun silam.
“Kami di sini sudah bahagia sejahtera, jadi kami tidak butuh lagi dipindahkan ke mana-mana. Kami tetap di sini bertahan, itulah prinsip kami semua di sini,” ucapnya. (D)