BatamNow.com – Warga kampung tua di Pulau Rempang, Batam, meminta agar personel Tim Terpadu jangan datang dan masuk lagi ke kampung mereka untuk membujuk agar setuju direlokasi ataupun digeser.
“Kami tetap menolak keras relokasi, harga mati! Warga tetap menolak relokasi. Maka kami pasangkan portal, kami jaga di situ, di rumah-rumah kami ini juga sudah ada stiker tolak relokasi, itulah suara kami,” kata warga Sembulang Hulu, kepada BatamNow.com, Senin (20/05/2024).
Hari ini, Senin (20/05), kata warga tersebut, masyarakat Rempang pun membuat aksi lagi yang tetap menegaskan sikap mereka kukuh menolak relokasi/pergeseran kampung dampak program strategis nasional Rempang Eco-City.
“Hari ini Senin, 20 Mei 2024, kami masyarakat Rempang dengan ini menyatakan bahwa kami tidak pernah mengatasnamakan lembaga atau organisasi mana pun. Kami tetap menolak keras direlokasi atau digeser dan tetap mempertahankan tanah adat ulayat dan tetap akan menjaga makam datuk nenek kami. Tolak relokasi!” seru warga Rempang di Kampung Sembulang Hulu, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang.
“Tolak!” jawab warga lainnya yang ikut dalam aksi tersebut.
@batamnow Warha Rempang Kembali Tegaskan Menolak Keras Relokasi 📍Kampung Sembulang Hulu Senin, 20 Mei 2024 Baca Beritanya di BatamNow.com #batamnow #batamtiktokcommunity #batamhits #batamnews #batamisland #batamsirkel #kotabatam #batampunyacerita #semuatentangbatam #galang #rempang #barelang #bpbatam #muhammadrudi #fyp #fypシ #fypシ゚viral #jokowidodopresidenkita #jokowidodo #rempangecocity #rempanggalangtanahmelayu #ham #komnasham ♬ Instrumen Melayu – Andijul maruf
Dijelaskan warga tadi, sebelumnya ada satu organisasi yang diduga mencoba mengatasnamakan masyarakat Rempang untuk mengaminkan relokasi dengan syarat dibangun kampung bernuansa Melayu.
Tapi, warga Rempang lewat aksi hari ini menegaskan bahwa suara dan sikap mereka tidak diwakilkan oleh organisasi mana pun.
“Jangankan dibangun satu lantai, dibangun dua sampai empat lantai pun kami tak mau. Bukan masalah nuansa Melayu, kami sudah ada kampung. Kami tak nak rumah bernuansa Melayu, kami sudah ada rumah,” tegas warga.
Kampung Dipasang Portal, Tim Terpadu Tetap Masuk
Warga Rempang menyesalkan personel Tim Terpadu yang masih mencoba masuk ke kampung dan secara door to door ‘mempromosikan’ relokasi ke kampung baru.
Padahal, kata warga, akses masuk ke kampung mereka sudah dijaga dan dipasangi portal lengkap dengan spanduk penolakan relokasi.
“Iya, tapi mereka tak hiraukan itu, kalau saya tengok waktu ketemuan saya itu. Dia tetap inginnya dari rumah ke rumah. Mereka mau bertanya, istilahnya kita yang menolak relokasi ini berubah pikiran mau direlokasi. Seperti membujuk lah,” kata warga kepada BatamNow.com, Senin (20/05).
Dijelaskan warga, ada satu tim berisi empat orang dari Tim Terpadu yang sempat masuk ke Kampung Sembulang Hulu pada Kamis (16/05) lalu, dan ditolak warga. “Ada dua tim, tapi satu tim lagi langsung pulang ketika ditolak warga,” ucapnya.
Menurut warga, sudah ada dibuat posko pendaftaran bagi yang mau berkonsultasi terkait proyek Rempang Eco-City. Sehingga, Tim Terpadu diminta tidak perlu lagi ‘merangsek’ ke kampung sebab ditakutkan akan memicu ketegangan dengan masyarakat.
“Makanya kami tak mau, nanti datang massa lebih banyak lagi nanti rusuh. Kami tak mau rusuh, kami cukup dengan tolak relokasi, sudahlah. Tak usah bapak masuk lagi,” pinta warga.
“Aparat-aparat ini kan kita kenal juga. Tapi kalau sudah di lapangan itu kita nggak ada kenal lagi, sudah perdebatan. Itu kita tak mau,” lanjutnya. (D)