BatamNow.com – Masyarakat dari kampung-kampung di Pulau Rempang berkumpul, mereka menyeru kepada Prabowo Subianto Presiden Republik Indonesia yang baru saja dilantik pada hari ini, Minggu (20/10/2024).
Seruan itu dibacakan oleh Koordinator Umum Aliansi Masyarakat Rempang Galang Bersatu (AMAR-GB), Ishak di salah satu sudut Kampung Sembulang Hulu, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang sekira pukul 14.30 WIB.
Lebih sudah setahun warga Rempang berjuang mempertahankan ruang hidupnya, angin berlalu, musim berubah, dan presiden berganti. Tapi, sikap masyarakat adat itu menolak relokasi dan PSN Rempang Eco-City, tetap harga mati.
Ada empat poin yang masyarakat Rempang serukan pada Presiden Prabowo Subianto.
Pertama, meminta Presiden melindungi seluruh masyarakat adat dan tempatan di Pulau Rempang; kedua, Mencabut dan membatalkan penetapan Pulau Rempang sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City; ketiga, menghentikan upaya penggusuran terhadap warga Pulau Rempang; dan keempat, memberikan perlindungan atas hak-hak konstitusional masyarakat Pulau Rempang berupa legalitas tanah yang telah mereka kelola selama ini.
“Kami warga Rempang yang juga bagian dari Warga Indonesia sedang terancam kehilangan ruang hidup kami disebabkan keberadaan dan proses Proyek Strategis Nasional Rempang Eco-City,” Ucap Ishak ketika membacakan salah satu penggal seruan ini.
Empat poin tersebut, nantinya akan masuk dalam rupa “Surat Terbuka untuk Presiden” yang akan masyarakat Rempang sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto, melalui Aliansi Masyarakat Rempang Galang Bersatu.
Saat pembacaan poin demi poin yang ada di surat terbuka itu, Warga Pulau Rempang memegang baliho berukuran besar. Berisi tulisan “Tolak PSN Rempang Eco-City”. Kemudian mereka lanjutkan dengan orasi bersama, menyatakan sikap bahwa buat mereka menolak PSN Rempang Eco-City adalah harga mati. Orasi bersama ini beberapa kali mereka lakukan.
Koordinator Kampung Sembulang Hulu, Aliansi Masyarakat Rempang Galang Bersatu, Muhammad Aris, mengatakan surat terbuka ini secepatnya akan mereka kirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap pesan inti berupa penolakan masyarakat Pulau Rempang atas PSN Rempang Eco-City bisa didengar oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Harapan kami kepada presiden terpilih, mudah-mudahan apa yang menjadi keluhan kami masyarakat Rempang didengar. Kami mau hidup damai. Kami mau PSN Rempang Eco-City dicabut, kami ingin legalitas, ingin kepastian hukum kami di sini,” kata Aris saat ditemui seusai kegiatan ini.
Perjuangan masyarakat Pulau Rempang mempertahankan ruang hidup mereka, kata Aris, akan terus berlanjut. Sampai akhirnya Presiden mencabut PSN Rempang Eco-City ini.
Warga Pulau Rempang, lanjutnya, sudah lebih dari setahun hidup dalam kebimbangan dan intimidasi. Pendapatan masyarakat menurun drastis karena tidak lagi fokus saat melaut dan berkebun. Mereka harus berbagi peran, antara mencari makan untuk menghidupi keluarga dan menjaga kampung dari ancaman penggusuran.
Meskipun demikian, Masyarakat Pulau Rempang tetap bertahan. Demi tetap eksisnya kampung yang menjadi identitas mereka saat ini. Mereka menjaga jejak leluruh dan budaya yang tumbuh dan tersimpan di kampung-kampung mereka di Pulau Rempang ini.
“Sejak isu Rempang Eco-City ini, ekonomi masyarakat semakin sulit, tak seperti sebelum isu ini berkembang. Kalau Rempang Eco-City jadi, kami mungkin akan semakin lebih sulit lagi,” tutupnya. (*)