BatamNow.com – Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bakal mengumumkan kepastian soal skema pergeseran kampung terdampak proyek Rempang Eco-City, besok, Selasa, 19 September 2023.
Hari ini, Senin (18/09/2023), Bahlil dan timnya turun ke Rempang untuk mencari solusi yang dapat diterima masyarakat terkait polemik relokasi dampak proyek Eco-City di pulau tersebut.
Sorenya, di Restoran Barelang Seafood, Bahlil bersama warga, tokoh masyarakat, dan RT/RW di Rempang membahas terkait skema pergeseran kampung terdampak sebagai pengganti relokasi ke Galang.
Disepakati, relokasi ke Dapur 3 di Pulau Galang diganti dengan penggeseran kampung terdampak ke kampung lainnya yang masih berada di Pulau Rempang.
Sebagai informasi, pada tahap awal pengembangan sekitar 2.000 – 2.300 hektare tanah di Rempang, ada 4 kampung yang terdampak. Namun Bahlil belum bisa mengungkap bagaimana teknis pergeseran kampung tersebut.
“Nanti saya akan umumkan. Yang jelas di antara tokoh-tokoh, sudah kita sepakati. Tempatnya di mana? Besok akan kami umumkan. Tapi secara 90-95 persen, insya Allah sudah clear,” jelas Bahlil kepada wartawan.
Menurutnya, lewat pertemuan langsung dengan warga, RT/RW dan tokoh masyarakat di Rempang hari ini, sudah didapatkan jalan tengah yang diharapkan bisa diterima semua pihak.
“Solusinya sudah kita dapatkan, dimana hak-hak rakyat tetap kita jaga, hak-hak kultural sebagai hak kesulungan juga kita hargai, namun andaikan ada pergeseran tetap masih di wilayah Pulau Rempang dan kita juga sudah setujui,” jelasnya.
Kini, kata Bahlil, tugasnya tinggal membawa penawaran solusi ini ke Pemerintah Pusat.
Hadir dalam pertemuan terbatas itu, Ketua Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (KERAMAT) Gerisman Ahmad berharap kesepakatan yang diambil dalam musyawarah ini dapat menjadi kebaikan bagi warga Rempang dan juga bagi Negara.
“Sudah barang tentu, setia pembangunan ada efek negatifnya. Tapi kita berharap positifnya lebih besar,” katanya.
Humas KERAMAT Suardi berharap hasil dalam pertemuan dengan Menteri Bahlil hari ini bisa menjadi bagian finalisasi kepastian nasib warga Rempang.
“Kami tokoh-tokoh masyarakat, RT/RW, pada hadir semua di sini. Mudah-mudahan yang hadir, kita semua bisa memberitakan kepada masyarakat bahwa marwah Negara terwujud, marwah Melayu juga terjaga,” harapnya.
Turut hadir dalam pertemuan di Restoran Barelang Seafood itu, Aliansi Pemuda Melayu menyatakan akan tetap mendukung keputusan masyarakat Rempang.
“Aliansi Pemuda Melayu ini berjuang atas dasar keresahan masyarakat. Jadi ketika masyarakat sudah aman, kami tinggal mengawasi saja,” kata perwakilan Aliansi Pemuda Melayu.
Bahlil Lahadalia intens menjalin komunikasi langsung dengan masyarakat Pulau Rempang atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pusaran polemik pulau tempat pengembangan Eco-City.
Minggu (17/09) sore, Bahlil rapat koordinasi bersama Mendagri, Menteri ATR/Kepala BPN, Wakapolri, Kabaintelkam Polri, Gubernur Kepri, Wali Kota ex-officio Kepala BP Batam serta Forkopimda, di Marriott Hotel Harbour Bay, Batam.
Malamnya, Bahlil bersama rombongannya bersilaturahmi dengan Gerisman Ahmad tokoh masyarakat Rempang di Pantai Melayu.
Senin (18/09) siang, Bahlil dan rombongan datang lagi ke Pantai Melayu untuk menyampaikan bukan lagi relokasi ke Galang, tapi penggeseran kampung terdampak ke kampung lainnya yang masih di Pulau Rempang.
Sorenya, Bahlil berdiskusi dengan tokoh masyarakat dan RT/RW Rempang untuk mengecek peta master plan pengembangan Eco-City dan menentukan skema penggeserannya yang akan dilaporkan dulu ke Pemerintah Pusat di Jakarta. (tim)