BatamNow.com – Beredar kabar dari kalangan jaringan mafia International Mobile Equipment Identity (IMEI) bermodus, bahwa kuota registrasi IMEI dikurangi Bea dan Cukai (BC) Batam.
Salah seorang jaringan mafia yang berperan sebagai calo pencari joki, membeberkan itu.
“Untuk keberangkatan besok pagi tujuan Singapura, kemungkinan diundur ke hari Kamis, kita nggak dapat kuota koordinasi Bea Cukai buat besok, kalau dipaksakan berangkat percuma, nggak bisa daftar IMEI juga besok karena koutanya sekarang terbatas, kita udah usahakan dari tadi malam, kita fix dapat kuotanya hari Kamis,” kata si calo kepada BatamNow.com, Rabu (30/10/2024).
Si calo, menerangkan bahwa sebelum adanya pengurangan ini, ia mampu memberangkatkan 20 joki per hari, bahkan lebih pada hari Rabu sampai Minggu.
“Dulu sebelum ada pengurangan itu, bisa 20 slot (orang) tergantung barang (HP) kadang lebih kalau hari Rabu sampai Minggu, tapi sekarang dibatasi,” katanya.
Dari penuturannya ia diupah Rp 200 ribu – Rp 250 ribu jika berhasil memberangkatkan joki ke Singapura.
“Kalau aku sih diupah, Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu per orang, tapi sekarang katanya mau dikurangi lagi, karena yang kita ajak koordinasi (oknum aparat) sekarang minta tambah jatah,” jelasnya.
Kemudian dikonfirmasi kepada Kabid Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi (BKLI) BC Batam, Evi Octavia, perihal pengurangan kouta registrasi IMEI di beberapa pelabuhan.
Evi langsung membantah info yang beredar tersebut. Dia juga berpesan jikalau ada oknum BC yang terlibat dan terbukti dalam perjokian ini, tidak segan-segan akan dipecat.
“Sangat tidak benarlah, mereka pasti akan menjual nama BC dan jika memang ada yg terlibat infokan ke kami maka akan kami akan periksa dan apabila terbukti resikonya adalah pemecatan, mengenai informasi ini akan kami tindak lanjuti secara maksimal,” kata Evi kepada BatamNow.com.
Kemudian, Evi menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak menerima tawaran menjadi joki IMEI.
“Pihak BC sudah melakukan edukasi kepada masyarakat untuk tidak menerima tawaran menjadi joki karena konsekuensinya sebagai warga Batam untuk mendapatkan pembebasan HP jadi hilang,” jelas Evi.
Evi menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa menjamin keamanan data pribadi milik joki yang nantinya akan berdampak negatif.
“Belum lagi data yg bersangkutan ada di pihak calo dan keamanan tidak bisa kita jamin serta beberapa dampak negatif lain yang mungkin akan masyarakat tanggung karena menjadi koki,” ujar Evi.
“Nah saya rasa peran wartawan juga sangat besar dan penting untuk melakukan edukasi kepada masyarakat mengingat ada pihak-pihak yang memanfaatkan celah ketentuan yang berlaku,” ujarnya. (A)