BatamNow.com – Beredar undangan sosialisasi terkait pengembangan Pulau Rempang, Kota Batam, yang dijadwalkan digelar di lapangan sepakbola di Kelurahan Sembulang, pada Jumat, 21 Juli 2023.
Ketua Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (KERAMAT) Gerisman Achmad membenarkan adanya undangan sosialisasi yang beredar di tengah para warga di sana. “Benar, di lapangan sepakbola Sembulang sosialisasi pengembangan Pulau Rempang,” katanya kepada BatamNow.com, Selasa (18/07/2023).
Informasi diperolehnya, undangan itu dari BP Batam meski ia tidak mendapat undangan fisiknya. “Tidak ada undangan fisiknya. Saya dapat kabar dari pak RW dan RT,” ujar Gerisman.
Ketua RT Sembulang, Azis Saputra juga membenarkan undangan sosialisasi pada Jumat (21/07) esok. “Berita sih begitu kalau nggak ada perubahan,” ucapnya kepada BatamNow.com, Selasa sore.
Gerisman memastikan dirinya akan menghadiri sosialisasi di Kelurahan Sembulang itu. Meski sampai kini, warga masih belum mengetahui siapa-siapa perwakilan pemerintah maupun pengembang yang akan hadir. “Yang hadir dari BP Batam, BPN, Kehutanan, pengembang, kemudian ada juga yang dari Polda,” katanya.
Namun, warga berharap agar Wali Kota ex-officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi bersedia hadir dalam sosialisasi pada Jumat (21/07) nanti. Apalagi Rudi yang tak bisa menghadiri undangan halalbihalal warga Rempang sebelumnya, mengaku ingin bertemu langsung dengan warganya di selatan Pulau Batam ini.
“Belum ada pertemuan dengan Muhammad Rudi. Kami kepengin duduk bersama antara pemerintah dengan pengembang, kan enak. Kami tak harus capek-capek ke Jakarta,” ucap Gerisman.
@batamnow Pernyataan Sikap Warga Terhadap Rencana Pengembangan Rempang-Galang @BP Batam @hmuhammadrudi #batamtiktok #beritaviral #kotabatam #breakingnews #batamcity #batam #batamnow #batamhits #batamnewsonline #batamnews #melayuhistory #batamisland #batampunyacerita #semuatentangbatam #batam ♬ original sound – BatamNow.com
Seperti diketahui, warga Rempang terkhusus yang bergabung dalam KERAMAT, telah tegas menyatakan bahwa mereka setuju dengan pengembangan pulau tersebut. Namun, warga menolak bila harus direlokasi dari tanah leluhur yang telah mereka diami sejak tahun 1834.
“Warga tetap menolak relokasi, kebun mereka yang terkena dampak agar diganti untung dengan standar nasional melalui musyawarah mufakat, kemudian warga di sini diprioritaskan untuk lapangan pekerjaan sesuai dengan skillnya. Kemudian tentang pengelolaan CSR untuk mengentaskan angka kemiskinan, beasiswa anak-anak disekolahkan ke perguruan tinggi,” terang Gerisman.
Permintaan warga ini, lanjutnya, akan disampaikan dalam pertemuan sosialisasi, Jumat nanti.
Soal permintaan warga Rempang, khususnya penolakan direlokasi, telah disuarakan secara langsung oleh perwakilan warga di Jakarta. Bulan lalu, mereka safari mengunjungi Komnas HAM hingga DPD/DPR RI yang diharapkan akan segera meninjau langsung ke Rempang.
Dimulai September 2023, Rempang Bakal Dibangun Industri dan Perumahan Mewah
Beredar potongan video berisi pidato Wali Kota Batam ex-officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi yang menyebut pembangunan Rempang akan dimulai dua bulan setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pihak pengembang PT Makmur Elok Graha (MEG) dengan perusahaan besar asal Cina.
Disebutkan Rudi, penandatangan itu direncanakan dilakukan di Cina pada 29 Juli 2023 dan akan disaksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan Rudi dalam sambutannya pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Notaris Indonesia (INI) ke-115, di Nagoya Hill Hotel, Sabtu (15/07).
“Pulau Rempang akan segera dibangun setelah dua bulan setelah tanggal 29 Juli ini. Karena tanggal 29 Juli ini akan kami MoU antara PT MEG dan perusahaan besar di Cina yang akan disaksikan oleh bapak Presiden Joko Widodo di Cina. Investasinya Rp 381 triliun. Kira-kira kalau tanah 7.000 hektare, berapa persil nantinya akan ada sertifikat. Kalau ada sertifikat, berarti ada akte jual-beli di tangan bapak/ibu sekalian, maka jadilah ini profesional,” kata Rudi di hadapan para notaris.
Tak sampai di situ, Rudi juga mengungkapkan bahwa di atas lahan 7.000 hektare yang dikembangkan akan dibangun perumahan mewah, tak hanya industri saja.
“Maka bapak/ibu, supaya 7.000 hektare mungkin separuhnya untuk industri, separuhnya pasti untuk perumahan, bapak/ibu sekalian. Tentu perumahan-perumahan mewah yang mungkin seperti Pulau Nirup yang sudah dioperasionalkan minggu lalu. Dan kita juga berharap pulau-pulau di Kota Batam juga nantinya akan demikian,” jelas Rudi.
Diberitakan, PT Makmur Elok Graha (MEG) mendapat alokasi lahan 17.000 hektare di Rempang. Rencananya, investasi jangka panjang PT MEG di Relang sampai tahun 2080 diperkirakan mencapai Rp 381 triliun. Warga asli mendukung pengembangan itu, namun menolak bila mereka direlokasi. (D)