BatamNow.com – Hampir satu tahun setelah seremoni peletakan batu pertama pada 30 Mei 2024, rencana pembangunan Terminal 2 Bandara Internasional Hang Nadim Batam sebagai proyek ambisius itu kini seperti mandek tanpa progres berarti.
Terminal 2 Bandara Hang Nadim dirancang berdiri di atas lahan seluas 50 ribu meter persegi (m²), dengan target menampung 9,6 juta penumpang domestik dan internasional setiap tahun, kini tak ubahnya “omon-omom”.
Fasilitas penerbangan ini dijanjikan akan dilengkapi apron baru untuk 10 pesawat berbadan lebar, tempat parkir modern, serta rute penerbangan internasional baru.
Nilai investasinya mencapai Rp 2,4 triliun, dipercayakan pembangunannya kepada persereon BUMN PT Wijaya Karya dan dikategorikan sebagai proyek strategis nasional.
Namun, pantauan BatamNow.com pada Jumat (02/05/2025) di lapangan memperlihatkan kondisi yang jauh dari ekspektasi.
Tak ada aktivitas pembangunan di lokasi, sejak setahun lalu, kecuali satu cor beton berukuran sekitar 1 x 0,4 meter dipaking kayu dan sebuah tiang pancang yang ditancap dengan ujung yang tersisa setinggi sekitar 1 meter pertanda peletakan batu pertama.

“Waktu groundbreaking sangat meriah, semua pejabat hadir, bahkan pengamanan dari TNI dan Polri lengkap,” ujar seorang petugas pengawas di Terminal 1. “Kini, hanya kenangan seremoni yang tersisa”.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, saat itu, pada seremoni menyatakan pembangunan akan rampung pada 2026. “Namun hingga kini, progresnya nol besar alias omon-omon,” tuding beberapa warga yang sehari-hari beraktivitas di Terminal (gudang) kargo.

Demikian juga beberapa warga yang beraktivitas di Terminal I menyayangkan kondisi ini dan menuding Kepala BP Batam pada masa itu “omon-omon” saja. “Setelah ramai diberitakan, tidak ada lagi kabar. Ini seperti kebohongan publik,” kata beberapa sopir taksi bandara.
Ketua DPP Kepri Lembaga Investigasi Tipikor & Hukum Kinerja Aparatur Negara, Panahatan SH, menyebut ketiadaan progres sebagai bentuk penyesatan informasi publik. “Pemerintah khsususnya BP Batam harus bertanggung jawab atas ekspektasi yang ditanamkan ke masyarakat,” ujarnya.
“Publikasi tak ada lagi pasca peletakan batu pertama, ini kan seolah sesuka hati mereka dengan setting-an yang terselubung di balik itu,” kata mereka dan diamini yang lainnya.

Terminal ini sempat dielu-elukan BP Batam sepertinya akan menyaingi Bandara Changi di Singapura yang memiliki empat terminal modern.
Bahkan desain Terminal 2 Hang Nadim dikabarkan melibatkan arsitek asal Korea Selatan, dengan konsep terinspirasi dari kepakan sayap elang dan dihiasi motif lokal seperti batik Melayu, ikan marlin, serta gonggong.
Namun, belakangan muncul kabar bahwa proyek terkendala pendanaan. Konsorsium yang terdiri dari PT Angkasa Pura I, PT Wijaya Karya (Persero), dan PT Incheon International Airport Corporation (IIAC) – pemilik 30% saham di PT Bandara Internasional Batam (BIB) – disebut belum merealisasikan komitmen finansial.
Bandara Hang Nadim Batam dikerjasamakan selama 25 tahun ke konsorsium PT BIB sejak 21 Desember 2021, diawali pengelolaan Terminal 1 yang existing.
Meski sudah dikerjasamakan penuh ke BIB, tampaknya, BP Batam lebih sering “memonopoli” publikasi perjalanan dan perkembangan bandara ini, tak kecuali rencana T2 yang kini mandek.
Konfirmasi yang dilayangkan BatamNow.com kepada Direktur PT BIB, Pikri Ilham Kurniansyah, dan Vice President Corporate Secretary, Aidhil Julia, belum dijawab hingga berita ini ditayangkan.
Pihak manajemen PT Wijaya Karya pun belum bisa dihubungi. Kantor mereka di dekat lokasi proyek yang disampari tim redaksi BatamNow.com, Jumat (02/05/2025) sore, tampak sepi, seperti tanpa aktivitas.
T4 Bandara Changi Dikagumi Internasional
Sementara itu, Terminal 4 (T4) Bandara Changi Singapura yang kerap jadi pembanding bagi para pejabat BP Batam, mulai dibangun pada November 2013 dan selesai pada Desember 2016. Terminal itu resmi dibuka pada 31 Oktober 2017.
Dikutip dari berbagai sumber, proyek itu menelan biaya sekitar S$ 985 juta atau setara Rp 11,5 triliun, dan kini eksis melayani hingga 16 juta penumpang per tahun dengan teknologi canggih seperti check-in mandiri dan pemindaian wajah.
Amatan BatamNow.com, perbandingan ketertinggalan Batam dengan Singapura makin mencolok jika melihat pelabuhan kargo Batu Ampar di Batam yang hanya memiliki satu unit STS crane (Ship-to-Shore), meski direncanakan akan ditambah empat unit lagi. Bandingkan dengan pelabuhan kargo Singapura yang memiliki ratusan STS crane aktif.
Pikri Ilham Kurniansyah dalam wawancara tahun 2023 dengan wartawan BatamNow.com sempat “nyelutuk” bahwa rencana pembangunan Terminal 2 jangan dipaksakan atau dipolitisasi.
Namun, publik menilai peletakan batu pertama oleh Muhammad Rudi sebagai langkah pencitraan menjelang Pilkada Kepri, saat peletakan batu pertama di mana ia disebut sebagai salah satu kandidat.
Kini, proyek yang sempat disebut sebagai simbol kemajuan Batam justru menjadi sorotan dan bahan sindiran. “Ini hanya omon-omon dan janji tinggal janji, sementara Bandara Changi terus melesat jauh di depan”. (A/Red)