BatamNow.com – Warga Kelurahan Batu Besar, khususnya di sekitar kawasan Bandara Hang Nadim “tersiksa” karena buruknya pelayanan SPAM Batam akhir-akhir ini. Terbaru, Rabu (25/01/2023), air tak mengalir lagi ke rumah mereka, ini kali kedua dalam seminggu belakangan.
“Iya air mati lagi. Kemarin mati tiga hari terus hidup sehari, ini mati lagi karena pipa bocor di dekat Bandara Hang Nadim,” kata warga Perumahan Permata Bandara, Nurmala kepada BatamNow.com, Rabu (25/01) sore.
Ia kaget dengan aliran air SPAM Batam yang tetiba tidak mengalir lagi hari ini. “Untung masih ada stok air hujan yang ditampung seharian ini,” katanya.
Selama ini, kata dia, aliran air ke perumahan mereka sebenarnya baik tapi anehnya baru-baru ini cukup sering mati, dalam waktu dekat pula. “Ini bulan Januari belum habis, sudah tiga kali mati air kan. Pertama pas Tahun Baru, Sabtu kemarin dan sekarang,” jelasnya.
Terkait matinya aliran air pada Sabtu (21/01) hingga Senin (23/01) kemarin, katanya, warga Permata Bandara khususnya di RT 02 benar-benar kesulitan air. “Waktu itu kita tak dikirim truk tangki air padahal sudah diminta, tapi di RT 01 bisa dapat air entah kenapa kami nggak,” ucapnya heran.
Nurmala bercerita, warga berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan air saat tiga hari itu. Ada yang menampung air dari perusahaan tempat bekerja, ada yang membeli air isi ulang dengan harga mahal, bahkan ada juga mengambil air dari kubangan.
Pantauan BatamNow.com pada hari ini, Rabu (25/01), terlihat beberapa rumah di Perumahan Permata Bandara masih juga menampung air hujan dengan baskom, galon, maupun wadah lainnya.
Kejadian air SPAM Batam yang kerap mati ini disorot juga oleh Anggota DPRD Batam Utusan Sarumaha. Menurutnya, masyarakat tersiksa oleh pelayanan buruk pihak pengelola. “Masyarakat sudah lama tersiksa,” kata Utusan kepada BatamNow.com, Senin lalu.
Diberitakan media ini, sejumlah warga perumahan di sekitar Bandara Hang Nadim “nekat” mengambil dan memakai air dari kubangan bekas galian yang terletak di tepi Jalan Hang Tuah dari arah bandara menuju simpang Batu Besar di Nongsa.
“Terpaksa, sudah dua hari air mati. Ini dipakai buat mandi, cuci piring, kebutuhan sehari-hari. Kalau untuk minum nggak berani, pakai air galon isi ulang,” kata Maemunnah, warga Perumahan Permata Bandara ke BatamNow.com, Minggu (22/01) sore.
Masih di sekitar bandara, warga Perumahan Family Dream juga mengatakan air SPAM Batam tak mengalir ke rumah mereka, Rabu sore. “Baru mati tadi,” katanya.
Warga lainnya, Ida juga senada. “Iya masih mati. RT juga tadi sudah mengumumkan, ada info akan hidup jam 15.00 tapi sampai sekarang belum hidup,” katanya sekira pukul 17.16.
Investigasi kru BatamNow.com di lokasi kebocoran pukul 16.47, terlihat pipa sudah ditambal dengan dilapisi pelat yang mengelilingi pipa berukuran DN 300 mm itu.
Posisi pipa itu di dalam parit di tepi di Jalan Hang Nadim, sekitar 20 meter dari gapura masuk bandara.
Diberitakan, pipa tersebut bocor karena dikoyak moncong ekskavator yang tengah mengerjakan proyek Bundaran Hang Nadim.
Corporate Communication (Corcom) PT Air Batam Hilir, Ginda mengatakan area yang terdampak suplai airnya akibat kebocoran pipa tersebut antara lain: Bandara Hang Nadim, Masjid Tanjak, Perum Bandara, Hanggar Bandara, Perumahan Permata Bandara, Perumahan Intan Residence, Perumahan Familly Dream, Perumahan Puri Asri, Perumahan Yasmin, Perum BCL, Perumahan Wahana Mas, Perumahan Mega Techno, Perumahan Arira Garden dan sekitarnya.
Dalam unggahan di akun Instagram milik PT Air Batam Hilir dengan handle @airbatamhilir sekira pukul 17.39, disebutkan bahwa perbaikan pipa bocor di Jalan Hang Nadim sudah selesai dilakukan dan air telah mengalir kembali.
“Atas terselesainya perbaikan tersebut, maka suplai Air sudah normal kembali untuk Perumahan Permata Bandara, Intan Residen, Arira, Family Dream, Rumah Sakit Bayangkara, Puri Asri, Pondok Pesantren Darul Falah, Bandara Hang Nadim, Masjid Tanjak, Perumahan Bandara dsk. Dan masih dalam proses normalisasi air secara bertahap, masih terjadi di Perumahan Yasmin,” dikutip dari unggahan akun @airbatamhilir.
Presdir ATB: Pipa Bocor Biasanya Karena Kurang Koordinasi
Pantauan BatamNow.com di akun Instagram milik PT Air Batam Hilir dengan handle @airbatamhilir, kebocoran pipa sudah cukup sering terjadi dan umumnya karena proyek pekerjaan infrastruktur di area tersebut.
Selama 1-25 Januari ini saja, selain yang terjadi di Jalan Hang Nadim hari ini, akun @airbatamhilir mengumumkan 4 kali gangguan aliran air karena kebocoran pipa. Itu hanya yang diumumkan di media sosialnya.
Lalu apa sebenarnya permasalahan mengapa kejadian bocor pipa air kerap terjadi di sekitar lokasi proyek pembangunan infrastruktur?
Menurut Presiden Direktur (Presdir) PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto, kejadian pipa bocor kebanyakan terjadi karena kurangnya koordinasi antara kontraktor proyek dengan pemilik jaringan perpipaan.
“Itu kan sebenarnya hanya butuh koordinasi, wong BP Batam dengan Pemerintah Kota itu satu orang kan sekarang,” ujar Benny ke BatamNow.com di Lantai 8 Tower Adhya Building usai Coffee Morning bersama media, Rabu minggu lalu.
Ia mengatakan, kalau pun pipa bocor tetap terjadi, harus diperbaiki secepat mungkin agar aliran air ke masyarakat konsumen bisa pulih kembali.
“Kalau di ATB dulu, setiap kebocoran itu diperbaiki sekejap/ seketika. Nggak ada istilah menunggu berhari-hari. Memang bisa saja butuh waktu lama kalau kebocorannya itu yang major (utama), pipa besar,” jelasnya.
Soal kebocoran pipa karena proyek infrastruktur, tambahnya, bukan hal baru dan dialami PT ATB juga saat mengelola air di Batam.
“Dulu zaman ATB kan juga sudah ada pelebaran jalan, dan itu sebulan kita bisa ketemu 100-200 titik. Tapi ya segera kita perbaiki, kalau masalah jumlah kita juga banyak,” ucap Benny.
Ia mengungkapkan, untuk mendeteksi titik kebocoran, PT ATB dibantu aplikasi yang terintegrasi yakni teknologi SPARTA Smart Solution. Dengan begitu lebih cepat dalam penanganan pipa bocor. “SPARTA yang kita punya yang bisa melihat titik kebocoran,” pungkasnya.
Dijelaskan Benny, per akhir konsesi mereka mengelola air di Batam tanggal 14 November 2020, tingkat kebocoran berhasil ditekan cukup rendah di angka 14 persen, cakupan pelayanan bisa mencapai 99,5 persen dengan kontinuitas suplai mencapai 23,7 jam. (D/S)