BatamNow.com – Tahun 2022, Kepala BP Batam Muhammad Rudi menjanjikan tender baru pengelolaan Pelabuhan Feri Internasional Batam Center dilakukan dua tahun sebelum 2024.
Namun hingga Februari ini, Kerja Sama Operasional (KSO) kontrak baru dengan perusahaan calon pengelola baru belum dilelang.
PT Synergy Tharada mengelola pelabuhan itu sejak tahun 2002 dan akan berakhir antara Juli-Agustus 2024.
Masa berakhir kontrak itu dibenarkan Rendy Wagyu, Legal Officer PT Synergy Tharada kepada BatamNow.com, Selasa (06/02/2024)
“Kita habis kontrak tahun 2024 ini, antara Juli atau Agustus ‘kan itu kontrak awal kita, harusnya tender lagi kan, kalau tender lagi kami pastinya ikut, kalau kami menang ya kami dapat pengelola baru,” ujar Rendy Wagyu.
Mengapa lelang KSO baru belum dilakukan sementara masa kontrak PT Synergy Tharada tinggal 5 bulan lagi?
Direktur Badan Usaha (BU) Pelabuhan BP Batam, Dendi Gustinandar belum merespons konfirmasi BatamNow.com, lewat WhatsApp, pada 1 Februari 2024.
Sementara Rendy Wagyu mengakui, BP Batam kini tengah melakukan audit dan sudah membentuk tim pengakhiran.
“Kami sekarang lagi diaudit sama BP Batam, aset-aset apa yang mau ditinggal dan diangkat, tapi kalau masalah tender baru, kami nggak tahu,” jelasnya.
Terkait akan berakhirnya konsesi itu, kondisi kebingungan menerpa karyawan PT Synergy Tharada terkait nasib mereka yang tinggal 5 bulan lagi.
Rendy Wagyu mengatakan karyawan banyak yang merasa gusar, apakah kontrak perusahaannya diperpanjang BP Batam atau berakhir seiring masa kontrak.
“Kami pun bingung, perpanjangan tak ada, tender pun tak ada, yang ada cuman persiapan pengakhiran,” katanya.
Belum dilaksanakannya lelang KSO pelabuhan memunculkan berbagai spekulasi ditengah para pengusaha di Batam.
Ada yang menyebut opsi pengelolaan pelabuhan pasca berakhirnya KSO dengan PT Synergy Tharada akan sama seperti model pengambilalihan pengelolaan SPAM oleh BP Batam dari PT Adhya Tirta Batam (ATB) pada tahun 2020.
“Cara pertama dengan penunjukan langsung pengelola kontrak kepada perusahaan pengelola baru, kemudian dilakukan pelelangan dan pemenangnya masih di pusaran konco perusahaan itu juga,” begitu prediksi seorang pengusaha di Batam yang tak mau ditulis namanya.
Spekulasi lebih ekstrem lagi menyebut pelabuhan itu masuk bagian areal hamparan lahan laut yang sepertinya sudah dialokasikan ke beberapa perusahaan besar dari Jakarta untuk dikembangkan investasi.
“Areal kolam dermaga dan sepanjang selat di sana ‘kan tak pernah dikeruk lagi selama ini dan sudah terjadi sedimentasi yang parah, sehingga besar kemungkinan kelak akan ditimbun untuk pembangunan,” katanya.
Molornya lelang KSO baru pengelola pelabuhan penumpang internasional itu, mirip kondisinya dengan Bandara Hang Nadim Batam.
Menurut pihak PT Bandara Internasional Batam (BIB), belum dimulainya pembangunan Terminal 2 (T2) bandara itu karena masih pemutakhiran konsep desain ulang.
Sementara dalam berbagai kesempatan di ruang publik, Muhammad Rudi janjikan pembangunan T2 bandara internasional itu dimulai pertengahan 2023. (Aman/red)